![]() |
Pertemuan Eka Santosa-Tommy Soeharto, Jumat 4 Agustus 2017 |
EKA SANTOSA, Ketua DPW Partai
Berkarya Jawa Barat, benar-benar sewot saat mengetahui dirinya dituding sedang
menghimpun gerakan untuk menjatuhkan pamor Sekjen DPP Berkarya, Badar Picunang.
Tudingan dialamatkan pada dirinya setelah Eka Santosa bertemu Hutomo Mandala
Putra (HMP) alias Tommy Soeharto di Jalan Cendana Jakarta, Jumat (4/8/2017).
Tuga hari berikutnya, Eka Santosa
diundang dua ketua DPD Garut dan Kuningan yang mempertanyakan posisi Tommy
Soeharto di Partai Berkarya. Tidak bisa disalahkan, rasa sangsi terhadap tokoh
terkemuka di zaman Orde Baru itu sangat beralasan. Sebab, Partai Golkar
mengklaim Tommy Soeharto masih di Golkar. Bukti, foto ayah kandung HMP, Soeharto,
di pajang di spanduk dan poster-poster. "Piye Kabare, Enak Zamanku,
Toh".
Dari undangan dua ketua DPD itu,
Eka Santosa hadir di Garut, begitu pula ada 16 ketua dan pengurus DPD yang ikut
hadir. Mereka juga mempertanyakan posisi Tommy Soeharto apakah di Partai
Berkarya atau masih di Golkar? Eka Santosa menegaskan, pertemuannya dengan
Tommy Soeharto tidak sebagai orang Berkarya Jawa Barat, tetapi lebih kepada
urusan pribadi. Kebetulan dirinya kini sedang dipercaya memimpin DPW Jawa
Barat. Wajar kalau dikait-kaitkan.
"Tapi kalau kemudian saya
dituding menghimpun kekuatan untuk menggeser posisi Sekjen DPP Berkarya, ini
menjadi sangat aneh. Gak kepikiran sampai di situ. Itu permainan anak
kecil," kata Eka Santosa saat diajak berdiskusi soal tersebut.
Setelah pertemuan di Garut,
pentinglah kiranya Eka Santosa mengundang secara serius seluruh DPD se-Jawa
Barat. Pertemuan dilakukan di Alam Santosa, Pasir Impun, Kab. Bandung, Jumat (11/8/2017).
Tetapi yang hadir hanya 13 DPD. Sebagiannya tidak datang tanpa alasan yang
jelas.
Eka Santosa didampingi Sekretaris
Wilayah Jawa Barat Robin Goeltom menekankan, tudingan-tudingan atas dirinya
yang menghimpun gerakan untuk menjatuhkan Sekjen DPP Partai Berkarya, sangat
tidak beralasan. "Saya diundang Pak Tommy, saya datang ke Cendana, itu pun
sebenarnya sudah janjian cukup lama. Jadi, tidak ada kaitannya dengan jegal
menjegal, atau menjatuhkan posisi seseorang di DPP," kata Eka Santosa.
Eka menyarankan agar para ketua
DPD Partai Berkarya se-Jawa Barat, tidak mengindahkan isu yang tidak sedap itu.
Menurutnya, ini upaya agar partai yang dipimpinnya di Jawa Barat terkendala
verifikasi. Banyak cara orang menjatuhkan posisi dirinya, tetapi Eka menganggap
itu dinamika politik. "Jangan jadi politisi anak ingusan," tandasnya.
Ditegaskan kembali, Tommy
Soeharto kedudukannya di Partai Berkarya adalah Ketua Dewan Pembina. Eka
mengaku terang bulan saja soal ini. “Kembali saya tegaskan pertemuan dengan HMP
di Jakarta, kapasitas saya selaku pribadi, dan diundang. Tentu, melekat juga
jabatan saya di partai ini. Pokok bahasannya, ada kaitan saya untuk Pilgub
Jabar 2018. Termasuk, sedikit bernostalgia tentang perkawanan kami puluhan
tahun lalu. Inti lainnya, membahas tentang kemaslahatan bangsa baik untuk warga
Jabar dan nasional,” papar Eka Santosa.
Terkait pembahasan dan hasil
rapat hari itu di Alam Santosa, menurut Riri Angelita, Wakil Sekertaris Wilayah
DPW Partai Berkarya Jabar, mengapresiasi “trobosan” Eka Santosa bertemu
langsung dengan HMP.
”Benar, posisi HMP di Partai
Berkarya punya otoritas khusus, bisa bertemu dengan ruang lingkup binaannya.
Saya kira Kang Eka sudah benar, apalagi atas sepengetahuan Ketua Umum.
Hasilnya, berdampak positif bagi kita,” urainya. Intinya, lanjut Riri, paling
dekat fokuslah ke verifikasi faktual KPU pada Oktober 2017. Perlu persiapan
khusus. Semua harus bersatu.
Menurut Misan Heryanto,
Sekertaris DPD Partai Berkarya Kota Bekasi didampingi Adi Mulyadi Putra dari
DPD yang sama, ini hal biasa. Sudah seharusnya Ketua DPW berkomunikasi secara
politik ke segala arah. "Tokh, hasilnya buat kita. Ini memperkaya wawasan
dan gerak langkah. Bukan sebaliknya, mempertanyakan manuver Kang Eka dengan
nyinyir. Itu seperti politisi ingusan. Di Partai Berkarya jangan seperti itu,”
ujar Misan.
Dukungan lain atas manuver Eka Santosa
datang dari Rudi Rahayu, Sekertaris DPD Partai Berkarya Kota Bandung, ”Menyoal
pertemuan Kang Eka dengan HMP, ini seakan mengilangkan mitos kedudukan HMP di
Partai Berkarya. Kini, jelas HMP di berkarya 200 persen. Tak seperti digosipkan
beliau ada di partai lain,” tandas penghobi mobil jeep ini.
Pegiat di sayap Partai Berkarya
asal Purwakarta yang punya wadah organisasi Garda Berkarya, Tjetjep Saefulloh,
khusus hadir dari daerah Purwakarta hari itu. Ia merasa bangga dengan
kepemimpinan Eka Santosa di partainya. ”Bukan jamannya lagi, Kang Eka dengan
manuvernya melakukan tricking politik yang tidak-tidak. Buktinya, hari ini ia
memberikan banyak pencerahan,” ungkap penggemar headset bluethoot ini.
Yang dimaksud “pencerahan” ala Tjetjep
tak lain, bagaimana strategi meloloskan partai ini pada verifikasi faktual KPU.
”Nasib nafas lanjutan kita ada di verifikasi itu. Janganlah menghabiskan enerji
dengan gosip politik yang tidak-tidak,” kata Tjetjep. Ia menegaskan lagi, secara
administratif pun IT harus memadai dan canggih.(isur)
No comments
Post a Comment