Family
Gathering Percik Insani dengan tema “Keluarga Berbagi Sukacita” terselenggara
pada hari Minggu, 19 November 2017, di Taman Lembah Dewata Lembang, KBB.
Kegiatan rutin tahunan Yayasan Percik Insani Bandung kali ini diselenggarakan
bekerjasama dengan Rotary Club Bandung Pakuan dan didukung Komisi Keadilan dan
Perdamaian (KKP) Keuskupan Bandung, RBM Kota Bandung, Rumah Hasanah Bandung,
Komunitas Indonesia Pageants, dan beberapa komunitas atau lembaga pemerhati
anak berkebutuhan khusus.
Tujuan
umum acara Family gathering ini
sebagai sarana bertemunya orangtua dari anak maupun remaja
berkebutuhan khusus, bersama para pemerhati dan para profesional untuk saling
berbagi pengalaman, keterampilan, ilmu, sekaligus mewujudkan sebuah komunitas
yang terus bertumbuh.
Tujuan
lainnya memberikan wadah bagi para orangtua dari anak dan remaja berkebutuhan
khusus untuk bertemu dan membagikan pengalaman mereka masing-masing, belajar
bersama mengenai penanganan ABK atau RBK dari beberapa aspek dan saling
terintegrasi satu sama lain, menemukan solusi-solusi praktis berkaitan dengan
persoalan intervensi yang tepat bagi anak atau remaja berkebutuhan khusus.
Acara
ini mengajak para orang tua, pemerhati, dan masyarakat untuk ikut
mengkampanyekan kepedulian ini dan turut menjadi jejaring karya program untuk
anak atau remaja berkebutuhan khusus. Disamping itu juga Refreshing bagi
keluarga dari anak atau remaja berkebutuhan khusus, memberikan sarana
kreativitas dan relaksasi bagi anak atau remaja berkebutuhan khusus.
Bentuk
kegiatan Family Gathering berupa dialog dan perjumpaan keluarga, pemerhati, dan
praktisi. Di sini para orangtua, pemerhati, dan praktisi berdialog atau
sarasehan dengan tema khusus yang disiapkan panitia. Tujuan dialog ini untuk
berbagi pengalaman dan belajar bersama mengenai persoalan-persoalan praktis
dalam penananganan ABK atau RBK.
Kegiatan
dialog juga melalui diskusi kelompok, presentasi, pleno dan kesimpulan. Harapannya,
melalui forum ini orangtua mendapatkan bekal-bekal baru dan semakin diteguhkan.
Terdapat juga kegiatan Fun Games dan kreativitas bagi Anak/Remaja berkebutuhan
khusus. Di sini ABK dan RBK mengikuti kegiatan permainan dan pelatihan
keterampilan.
Dengan
didampingi volunteers, masing-masing anak mengikuti dinamika yang sudah disusun
berdasarkan alur dan target kegiatannya. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan
kebersamaan seluruh peserta (orangtua, anak, pemerhati, praktisi, dan
voluteers). Acara kebersamaan merupakan final, semua peserta mengikuti dinamika
yang sudah disiapkan.
Acara
kebersamaan dalam bentuk big games, hiburan musik, dan lain-lain. Bentuk
kegiatan ini menjadi sarana keakraban dan semakin meneguhkan kebersamaan
sebagai satu komunitas.
Peserta
dari kegiatan family gathering adalah keluarga dengan anak atau remaja
berkebutuhan khusus, dari berbagai latar belakang disabilitas anak atau remaja,
seperti Autis, ADHD, down dyndrom, mental retardation, tuna
daksa, tuna rungu, tuna grahita, tuna netra, celebral palsy, dll.
Hadir
pula para pakar dan praktisi yang berkaitan dengan anak atau remaja
berkebutuhan khusus, dan para pemerhati dan mitra kerjasama. Diperkirakan hadir
sekitar 600 orang terlibat di dalam kegiatan tersebut.
KELUARGA
BERBAGI SUKACITA
Secara
luas istilah “berbagi” memiliki makna sebagai penggunaan bersama sumber
daya dan ruang. Dalam arti khususnya, “berbagi” dapat dikatakan sebagai
gabungan penggunaan, baik yang terbatas dan tidak terbatas. Dari pemahaman
secara luas dan khusus “berbagi” dapat dimaknai sebagai memberi dan
menerima sesuatu baik dari sesama manusia, alam dan Tuhan.
Uang,
makanan, pakaian, pengetahuan dan waktu adalah sebagian dari banyak aspek
penting dalam hidup manusia yang perlu dibagikan. Berbagi seyogianya menjadi
kewajiban setiap insan ciptaan Tuhan. Selain sebagai makhluk individu yang
memiliki kesempurnaan dari unsur raga dan jiwa, fisik dan psikhis, ataupun
rohani dan jasmani manusia juga terlahir sebagai makhluk sosial (hidup bersama
dengan sesama).
Dalam
kehidupan ini, sangat mudah diucapkan oleh siapa pun di planet ini, namum
sejatinya tidak demikian dengan realita kehidupan yang kita temui. Sering kali
kita jumpai orang-orang di jalanan, keramaian atau dimana saja yang meminta
kepada kita namun sering pula kita tidak dapat memberi dari apa yang kita
punyai.
Seringkali
kita menjumpai pribadi tidak bisa membagikan waktunya, uangnya, pengetahuannya
atau bahkan hal lain dari dirinya. Melalui goresan ini kiranya sebagai manusia
mari kita sadari bahwa berbagi itu ternyata indah, berbagi itu tidak pernah
rugi dan berbagi itu membuat sukacita.
Berbagi
Itu Indah
Kodrat
kita sebagai makhluk sosial menjadi sebuah keharusan bagi setiap insan untuk
dapat berbagi dengan sesamanya. Dalam berbagi tidak menjadi keharusan bahwa makanan,
minuman, pakaian atau kebutuhan-kebutuhan mendasar manusia saja. Berbagi itu
juga bisa dalam bentuk kepedulian kepada sesama, orang tua atau keluarga kita
dan keluarga yang lain.
Saat
kita sanggup berbagi/sharing akan mempererat relasi kita dengan sesama, orang
tua, keluarga bahkan alam ini. Jadi, marilah berbagi karena selain mempererat
relasi manusia juga menjadi berkat untuk orang lain. Bukan saja barang, namun
setiap kalimat yang terucap dari mulut kita mampu menjadi berkat dan berakhir
pada rasa sukacita luar biasa dalam hidup.
Saat
hidup kita mampu berbunga dan memiliki buah maka akan terlihat indah dipandang
semua orang dan sudah tentu arti keberadaan kita bermakna bagi dunia. Dengan
demikian terbukti, bukan orang dengan uang dan harta yang berlimpah yang
menjadi bahagia, tapi mereka dengan hidup yang mensyukuri (berbagi) mampu
melihat makna kehadirannya (sukacita).
Berbagi
Itu Sukacita
Rasa
sukacita akan ada dalam diri kita ketika kita sanggup berbagi. Akan ada
sukacita besar ketika kita mengatakan ‘untunglah aku mengingatkan dia
berhati-hati sehingga tidak mengalami peristiwa tersebut’ atau ‘untunglah saya
menasihati keluarga, orang tua atau anak saya sehingga tidak terjadi hal-hal
yang merugikan.
Jadi,
janganlah menunggu mengatakan ‘untunglah’, itu istilah yang tidak tepat tetapi
mulailah berbagi dengan peduli terhadap sesama, keluarga, anak atau siapa saja
dalam hidup karena demikianlah ada sukacita.
Sukacita
bahwa dengan penanganan yang utuh dan bertanggung jawab ada beban yang sedikit
terkurangi sebagai orang tua yang tidak tahu harus bagaimana dan merasa tidak
berbuat banyak untuk anak karena ketidak-tahuan.
Data
dan kenyataan yang ada menunjukkan bahwa kelaurga berjuang & berkorban luar
biasa untuk anak tidak bisa dipungkiri. Justru hal ini harus diakui dan menjadi
kebanggaan sehingga makin menumbuhkan kepercayaan diri, menumbuhkan semangat
untuk terus berjuang dan menumbuhkan syukur pula pada Allah yang memberi
kepercayaan lebih pada orangtua dengan menitipkan anak yang spesial.
Segala
jerih payah dan usaha – perjuangan keluarga selain memberi keyakinan bahwa
mereka mencintai dan mengusahakan yang terbaik untuk anak sehingga mereka boleh
tenang dan merasakan kebahagiaan, hal tersebut juga menghantar mereka pada kesadaran
bahwa ada harapan.
Apa
yang telah diusahakan selama ini tentu saja akan memberikan harapan bahwa anak
akan menjadi lebih baik, keluarga akan terdukung dan extended family akan
terbantu, dan terciptalah masyarakat yang ramah serta inklusif.
Panitia
Family Gathering Percik Insani, 19 November 2017
No comments
Post a Comment