REKTOR Institut
Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Prof. Joni Hermana, memberikan gelar Doktor
Honoris Causa (Dr HC) kepada Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi
Pudjiastuti. Wanita gagah perkasa di laut ini pun sempat menangis saat menerima
gelar tersebut.
Peristiwa ini terjadi saat peringatan
Dies Natalis ITS ke-57 di kampus ITS Surabaya, Jumat (10 November 2017) dan menjadikan Susi Dr HC ke-3 ITS
setelah Hermawan Kartajaya dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Susi Pudjiastuti menerima gelar
kehormatan Doktor Honoris Cuasa bidang pembangunan kelautan serta perikanan
Indonesia, karena kontribusi kiprahnya dalam dunia kemaritiman yang tidak dimiliki pejabat sebelumnya.
Proses pemberian gelar kehormatan kepada Susi itu cukup panjang dimulai sejak September 2016. Dr HC yang ke-3
sejak 57 tahun lalu itu menunjukkan ITS cukup selektif dalam memberikan gelar tersebut.
Menurut sang rektor yang juga
guru besar Teknik Lingkungan itu, Indonesia membutuhkan orang yang mampu
membuat pembangunan bangsa, dan Susi telah menujukkan kinerja sangat baik dan hasilnya
sangat signifikan.
Di pihal Menteri KKP Susi
Pudjiastuti, ia mengaku tidak membutuhkan gelar itu. Namun sebagai seorang
profesional dan cinta kepada laut serta pertanggungjawaban sebagai seorang
pejabat negara, legitimasi ini sangat penting untuk meneruskan kebijakan yang
dilakukan KKP. Menurut Susi, ini satu satunya yang bisa memastikan masa depan
bangsa.
Penghargaan itu menjadi motivasi untuk
meneruskan kebijakan KKP. Dengan legitimasi ini, masih ada yang menyangsikan
efektivitas kebijakan yang dibuat KKP. Saat pidatonya, Susi menangis di depan
para guru besar, pejabat dan mantan pejabat tinggi negeri ini. Alasan Susi
menangs, ia ingat anak dan ibu bapaknya.
Bagi Susi, yang penting bekerja
secara profesional, sehingga apresiasi itu akan datang. Laut harus dijaga
kelangsungan dan keberlanjutannya. "Saya bangga bisa membagi, Indonesia
menang untuk mendapatkan kedaulatan lautnya," kata Susi.
Cerita Eka Santosa
Sementara itu sahabat kental Susi
sejak kecil, Eka Santosa ikut menghadiri pemberian anugerah Dr HC tersebut. Eka
Santosa, Ketua Umum Gerakan Hejo, sehari-hari beraktivitas di Bandung Jawa
Barat dalam ranah lingkungan, budaya, serta kebangsaan.
“Suatu kehormatan besar bagi saya
dan rekan-rekan pengurus Gerakan Hejo, BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat)
Jabar, serta elemen masyarakat lainnya, bisa hadir di sini," kata Eka saat
dikontak melalui ponsel seusai prosesi penganugerahan gelar kehormatan Dr HC
kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, di Graha Sepuluh
Nopember ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya.
”Kita diingatkan lagi bahwa laut
kita selain harus dijaga juga dikembangkan bagi kemaslahatan bangsa. Pertama, illegal
fishing itu enyahkan dulu, lalu fokus ke penataan di dalam negeri. Salah
satunya mengapresiasi kearifan lokal adat adat sasi di Maluku. Ini poin
pentingnya,” kata Eka.
Eka menceritakan seremoni terbilang
khidmat yang dihadiri seribu lebih undangan baik dari pusat, maupun pejabat
daerah, serta tokoh di Jawa Timur. Hadir dan ikut berbincang seusai
penganugerahan, antara lain Wahyu Muryadi, Mantan Protokol Gusdur.
Papar Eka, Wahyu yang
telah mengenal kiprah Menteri Susi cukup lama, menilai pidato Susi yang banyak
membahas perihal yang relevan untuk dikembangkan demi kemajuan dunia maritime Indonesia.
“Baru pada era Presiden Jokowi
ada menteri yang begitu peduli pada nasib kelautan kita. Beruntung pada era ini
muncul fenomena kiprah menteri kelautan yang mendunia. Ini pencapaian
gemilang bagi bangsa,” pungkas Eka menirukan isi perbincangan dengan Wahyu.(Isur)
No comments
Post a Comment