DEMI pengembangan ekonomi
kerakyatan bagi ratusan ribu anggota dan simpatisan Gerakkan Hejo yang berbasis
di 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat, kini mulai bergulir. Sabtu, 23 Desember
2017 lalu, di Kawasan Eko Wisata dan Budaya Alam Santosa di Pasir Impun
Kabupaten Bandung, digelar diskusi terbatas rintisan mendirikan koperasi.
Hadir selaku tuan rumah,
Ketua Umum Gerakan Hejo (GH), Eka Santosa; Sekjen GH, Agus Warsito; Ketua
Bidang Hubungan Antar Lembaga GH, Yan Rizal Usman; Moh. Husen, Ketua Bidang
Akuakultur GH; serta puluhan pengurus DPD GH dari Kabupaten Tasikmalaya,
Kab/Kota Garut, Kab. Cianjur, Kab. Sukabumi, Kota Bandung, Kab. Bandung,
Kota Cimahi, dan daerah lainnya.
Dari pihak pembina koperasi,
hadir Roni Indrawan, Kepala Bidang Penyuluhan, Kemenkop & UKM; Muhamad
Arifin SH. M.Kn, Notaris; Ribkah DJ mewakili Lembaga Pelatihan Kerja; Sansan
Hasanudin, INKOP JOKN; dan Agung Fajar, Sekjen Asosiasi Manjer Koperasi Indonesia
(AMKI).
Para pembina koperasi yang khusus
datang dari Jakarta, hari itu menjelaskan prinsip dasar koperasi di Indonesia,
serta tantangan saat ini maupun masa mendatang. “Sudah hampir dua tahun ini GH
berdiri di beberapa daerah di Jabar. Tiga pilar program kerja GH dalam bidang
ekologi, edukasi, dan ekonomi, simultan kita garap," papar Eka Santosa,
Ketua Umum DPP Gerakan Hejo.
Khusus bidang ekonomi, Gerakan
Hejo bisa berkembang melalui koperasi. Bentuknya koperasi jasa. Ini, amanat
undang-undang. Roni, Sansan, serta Ribkah dalam paparannya, melihat potensi
ratusan ribu anggota Gerakan Hejo yang berkiprah di bidang lingkungan,
pertanian, serta aneka ekonomi kerakyatan, ini sebagai peluang baik.
“Kekuatan koperasi itu setara
dengan Perseroan Terbatas (PT) dan badan usaha lainnya berbadan hukum. Koperasi
itu basisnya demokrasi dan gotong royong. Kegiatannya, sangat berbasis
kerakyatan. Dengan catatan, dikelola secara professional
Roni berpengalaman selama 25 tahun
membina koperasi di seluruh Indonesia. “Melihat potensi Gerakan Hejo, saya
kagumi karena sudah lama saya amati kiprahnya. Banyak yang bisa dijadikan basis
kegiatan koperasi di gerakan ini. Yakin, dalam waktu dekat koperasi Gerakan
Hejo bisa berdiri dengan baik,” papar Roni.
Bagi Sansan yang berkiprah
sebagai konsultan koperasi dengan penerapan aplikasi berbasis android, potensi
keekonomian GH selain ratusan ribu anggota dan simpatisannya, kegiatan ekonomi
di pedesaan melalui pertanian dan UKM, ini potensi kuat membesarkan kooperasi
zaman now di Gerakan Hejo.
Bagi Eka Santosa kehadiran
tamunya hari itu dari Jakarta menganggapnya sebagai angin segar bagi anggota Gerakan
Hejo. “Wujud ekonomi kerakyatan yang kita tuju, kemandirian dalam hal pemenuhan
kebutuhan dasar, semoga bisa diraih lebih cepat. Perihal nama, jenis maupun
bentuknya, masih kita bahas,” tandas Eka.(isur)
No comments
Post a Comment