INTRONEWS - Keluarga Keraton Kanoman di Cirebon sangat bersuka cita
menerima kunjungan kandidat Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan istrinya,
Atalia Praratya, di Keraton Kanoman, Kota Cirebon, Rabu 7 Maret 2018.
Mereka mengungkapkan masalah-masalah
yang dihadapi keraton, termasuk terhalangnya akses keluar masuk pengunjung
akibat adanya pasar tumpah di sepanjang gapura menuju keraton.
Ratu Raja Arimbi, adik Sultan
Kanoman Emirudin mengungkapkan Keraton tempat lahirnya budaya dan adat
istiadat. Banyak orang ingin datang ke keraton, tapi khusus keraton Kanoman
sulit diakses publik karena terhalang pedagang yang berjualan di jalan akses
menuju pintu keraton.
"Padahal, jika akses masuk
ke keraton mudah, maka semakin banyak orang yang berkunjung untuk belajar
tentang adat istiadat, budaya dan tradisi keraton," ungkap Ratu Arimbi. Ia
juga meminta pemerintah memberikan perhatian lebih, tidak sekadar biaya
pemeliharaan keraton, tapi juga pemberdayaan ekonomi di lingkungan keraton.
"Selama inj dana bantuan
dari pemerintah memang ada. Tapi nilanya sangat kurang untuk merawat keraton
yang luas ini. Tanpa bantuan pemerintah, kita tidak berdaya," ujar Ratu
Arimbi.
Menanggapi hal itu Ridwan Kamil
menyatakan, terkait pemeliharaan wilayah keraton seluas 5 hektare
itu, memerlukan anggaran cukup besar. "Insya Allah kalau
takdirnya ada, saya jadi gubernur, saya akan memperhatikan situs-situs
bersejarah menjadi tempat favorit wisata," kata cagub RINDU yang biasa
dipanggil Emil itu.
Terkait masalah pemberdayaan
ekonomi di keraton, kata Emil, dia akan mengirim tim untuk mendiskusikan
peluang dan potensi ekonomi yang bisa dikembangkan di keraton, misalnya membuka
restoran dan mengembakan wisata sejarah dan budaya.
Sebelum menjawab pertanyaan Ratu
Arimbi terkait akses menuju keraton yang sempit, Emil minta izin keliling ke pasar Kanoman.
Tujuannya untuk menerima masukan dari pedagang di sana.
Setelah berdialog dengan pedagang,
pada dasarnya para pedagang bersedia ditata, asal penataannya berpihak pada
pedagang. Membuka akses masuk orang dan barang ke keraton merupakan bentuk
penghormatan kepada sejarah.
Intinya, akses masuk keraton
harus dibuka, pedagang harus ditata dan mereka terbuka pada penataan.
"Pasar kan wisata yang paling menyenangkan asal tempatnya bersih dan
menyenangkan. Tugas pemimpin mewujudkan keluh kesah dari rakyatnya," ujar Emil.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar
Kanoman Heru Suyanto mengaku, pedagang di Pasar Kanoman sangat berharap jika
pasar mereka ditata. Beberapa kali pemerintah akan merenovasi pasar, tapi
sampai sekarang belum juga terlaksana.
"Pedagang di jalan yang
mengganggu akses masuk keraton mau kok dimasukkan ke dalam, asal pasar ini ditata
dengan baik," kata Heru tanpa menjelaskan alasan terhalangnya akses menuju
Keraton Kanoman.(isur/rilis)
No comments
Post a Comment