BANDUNG - Hari keempat
pendaftaran bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (Balon DPD) RI tercatat
21 pendaftar. Hingga pukul 20.00 sebanyak 12 orang di antaranya mendapat Tanda Terima
(TT).
Keduabelas orang itu Delfizar,
Tatang Farhanul Hakim, Muhamad Sidarta, A. Mulyana, M. Faizal, Rini Sujiyanti,
Agus Kuswanto, Yusyus K, Abah Ruskawan, Aa Abdul Rozak, Aa Usep Edit Muhana,
dan Deni Ahmad Haidar.
Komisioner KPU Jabar Divisi Umum
Keuangan dan Logistik, Agus Rustandi, mengingatkan Kamis (26/4/2018) merupakan
akhir pendaftaran. "Para tokoh yang akan mendaftar disarankan datang lebih
pagi agar memiliki cukup waktu untuk memperbaiki jika ada kekurangan,"
ujarnya di sela-sela kesibukan memimpin verifikasi berkas dukungan di Aula
Setia Permana Jl. Garut 11, Bandung, Rabu malam (25/4).
Agus juga menegaskan pelayanan
KPU Jabar di hari terakhir ditutup pukul 24.00. "Oleh karena itu, para
tokoh disarankan manfaatkan waktu sebaik-baiknya," tandasnya. Dengan
bertambahnya balon yang mendapat TT hari itu, maka total atau secara
keseluruhan mencapai 20 balon.
Sidarta Aktivis Buruh
Salah satu bakal calon anggota DPD
RI Muhamad Sidarta mengaku bersyukur KPU Jabar secara administrasi meloloskan
dirinya dalam persyaratan pendaftaran. "Alhamdulillah, setelah diperbaiki
dokumen dukungan calon anggota DPD RI calon perseorangan non partai atas nama saya
Ir. Muhamad Sidarta Periode 2019-2024, daerah pemilihan Jawa Barat dengan
jumlah dukungan 7.106 tersebar di 26 Kabupaten/Kota Di Jawa Barat," kata
Sidarta.
Setelah diperbaiki penyusunan
dokumen dukungan pada hari kelima pendaftaran, Rabu 25 April 2018, diberikan
tanda terima (TT) oleh KPUD Propinsi Jawa Barat untuk mengikuti tahap dan
proses berikutnya.
"Hingga hari kelima
pendaftaran 12 orang telah diberikan (TT) oleh KPUD Provinsi Jawa Barat. Mohon
doanya semoga lancar dan berhasil Aamiin YRA," kata Sidarta.
Seperti diketahui, Sidarta adalah
tokoh masyarakat yang paling getol menyuarakan kenaikan upah buruh melalui
aksi-aksinya. Tidak hanya di Jawa Barat, Sidarta menyuarakan aksi perlakukan
buruh seperti warga lainnya pada tingkat nasional.
Selain aktivis pejuang buruh,
Sidarta juga dikenal aktif bersama aktivis anti korupsi sejak 2004 hingga 2006.
Selanjutnya aktivitas anti korupsi tidak berhenti sampai di situ, Sidarta
memiliki jiwa ingin membersihkan lembaga pemerintah dari praktik korupsi.
Pada kurun waktu 2004-2009
Sidarta juga sangat dikenal peduli lingkungan, sehingga ia dan sejumlah
kawan-kawannya paling galak menyuarakan 'peduli lingkungan'. Pada kurun waktu
yang hampir sama 2004-2008, namanya dikenang sebagai aktivis pejuang
kesejahteraan rakyat.
Sebagai sosialita yang akrab
dengan kalangan pengusaha, Sidarta juga bersama Komite Aksi Jaminan Sosial memperjuangkan
Jaminan Sosial (Jamsos) bagi seluruh rakyat Indonesia. Aksinya itu terutama
dilakukannya pada kurun waktu 2009-2011.
Sidarta seorang insinur yang
lekat dengan warga tidak mampu, sehingga pada era 2010-2015, bersama
kelompoknya ia perjuangkan pendidikan dan kesehatan bagi warga tidak mampu.
Kiprahnya di dunia bela buruh dan masyarakat bukan sekadar slogan, tetapi sudah
terbukti. "Saya ingin berjuang lebih luas lagi di kursi parlemen sebagai
senator," tandas Sidarta.(isur)
No comments
Post a Comment