CIREBON – Banyak masyarakat mengenal Nurul Qomar yang dulu sering
tampil di televisi dengan 'bojegan'
nyentriknya. Pelawak Indonesia berdarah sunda berperawakan mungil itu kini
sedang perebutan kekuasaan di Kabupaten Cirebon bersama Luthfi sebagai calon
bupatinya. Namun, badai menerpa dirinya dan ia dituding memalsukan ijazah S3
(doktoralnya) saat pendaftaran Pilkada. Benarkah?
Nama lengkap H. Nurul Qomar adalah
calon wakil bupati (cawabup) Cirebon periode 2018-2023. Ia dituding memalsukan
gelar S3 atau doktornya saat mendaftarkan diri menjadi cawabup bersama
pasangannya Lutfi Hasan. Kejadiannya diduga berlangsung saat Qomar mengisi
formulir pendaftaran ke Partai Demokrat sebagai bakal calon wakil bupati
Cirebon 2018 pada 26 Mei 2017 lalu.
Keterangan yang dilansir jejakasusnews.com edisi 15 Mei 2018 menyebutkan,
pihak Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes Jawa Tengah merasa dirugikan
secara moril juga materil atas dugaan ijasah asli tapi palsu (aspal) gelar S3
Nurul Qomar itu.
Pasalnya, yang bersangkutan
tercatat sebagai rektor di Yayasan Muhadi Setiabudi beralamat Jln. Sewojajar
Pesantunan Wanasari, Brebes, Jawa Tengah. Pihak kampus pun melaporkan kasus ini
ke Kepolisian Resort (Polres) Brebes, Jawa Tengah.
Sementara itu pihak Kementerian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Pasca
Sarjana melalui surat bernomor 205/UN39.6/Ps/2018 menjawab surat nomor
002/YMS/UMUS/I/2018 tertanggal 9 Januari 2018 dari Ketua Yayasan Muhadi
Setiabudi perihal Klarifikasi Kelulusan atas nama Nurul Qomar No. Reg
Mahasiswa: 7527140181 menjelaskan bahwa Surat Keterangan Lulus Magister (S2)
Nomor 8978/UN39.6.PPs/KM/2016 dan surat Keterangan Lulus Doktor (S3) Nomor
8979/UN39.6 PPs/KM/2016 tanggal 10 Nopember 2016 yang dimiliki pria kelahiran
Jakarta 11 Maret 1960 itu tidak pernah dikeluarkan oleh Pascasarjana UNJ.
Seperti dilansir situs jejakkasusnews.com, pihak Polres Brebes
Jawa Tengah belum memberi tanggapannya terkait dugaan tindak pidana pemalsuan
yang dilakukan Nurul Qomar yang sudah dilaporkan ke Polres Brebes.
Kasus Nurul Qomar ini menjadi
perhatian khusus praktisi hukum Agus Prayoga SH. Terkait kasus ini ia menuturkan,
jika prinsip dan nilai politik tidak dijunjung tinggi maka ini menghasilkan
politik transaksional.
"Ini keprihatinan yang
mendalam sekiranya dugaan gelar kesarjanaan palsu ini benar adanya, buat apa
ada kampus kalau bisa instan mendapatkan gelar kesarjanaan atau ijasah. Jelas
ini merusak tatanan," papar Agus Prayoga melalui android seluler, Kamis 17
Mei 2018.
"Belum jadi saja sudah tidak
jujur nanti bagaimana kalau menjabat. Lembaga pemerintahan bisa tidak efektif
dan efisien karena jabatan bisa menjadi lahan tawar menawar politik, pribadi,
kelompok dan partai," kata Agus Prayoga SH.
Isu yang berkembang, saking
santer pemberitaan soal ijazah palsu, Nurul Qomar akhirnya mencantukan SMA di
kolom pendidikan formulir pendaftarannya di Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kabupaten Cirebon.
Namanya juga politik, bisa saja isu ini menjadi mainan pihak tertentu. Untuk itu IntroNews berusaha melakukan konfirmasi kepada Kapolres Brebes AKBP Sugiharto dan pihak kampus Umus Dr Muhadi melalui siaran whatsapp (WA). Hingga berita ini ditulis, para pihak yang dikonfirmasi belum memberikan jawaban. Menurut Agus Prayoga, bisa saja para pihak khawatir masalah ini disangkutpautkan dengan pilkada.
Jawaban Nurul Qomar
Nurul Qomar dalam pesan singkat melalui whatsapp (WA) menggunakan bahasa sunda menjawab: "Neda dihapunten Pak SURYANA, sim kuring teu acan ngaos beritana (Mohon maaf Pak SURYANA, saya belum membaca beritanya). Nampaknya Kang AGUS PRAYOGA melakukan langkah sepihak dan tanpa dasar."
Pesan Nurul Qomar berikutnya: "'Rasanya bernuansa politis. Kang AGUS PRAYOGA "dipesan" oleh oknum tertentu untuk berusaha melakukan pembunuhan karakter terhadap Haji QOMAR. Semoga ALLAH SWT membukakan mata hati Kang AGUS PRAYOGA. Sayang sekali beliau sama sekali tidak konfirmasi langsung."(isur)
Jawaban Nurul Qomar
Nurul Qomar dalam pesan singkat melalui whatsapp (WA) menggunakan bahasa sunda menjawab: "Neda dihapunten Pak SURYANA, sim kuring teu acan ngaos beritana (Mohon maaf Pak SURYANA, saya belum membaca beritanya). Nampaknya Kang AGUS PRAYOGA melakukan langkah sepihak dan tanpa dasar."
Pesan Nurul Qomar berikutnya: "'Rasanya bernuansa politis. Kang AGUS PRAYOGA "dipesan" oleh oknum tertentu untuk berusaha melakukan pembunuhan karakter terhadap Haji QOMAR. Semoga ALLAH SWT membukakan mata hati Kang AGUS PRAYOGA. Sayang sekali beliau sama sekali tidak konfirmasi langsung."(isur)
sumber: jejakkasusnews.com
No comments
Post a Comment