BANDUNG – Ada fenomena unik dan menarik, disela-sela pelaksanaan Focus Discussion Group (FGD), bertajuk ‘Regional Meeting Tata Kelola dan Akselerasi Pembangunan Perikanan Budidaya Berkelanjutan di Jawa Barat’ (10/7/2018). FGD ini dilaksanakn di Unpad Training Center Jl. Ir. H Djuanda No 04 Kota Bandung.
Penyelengaranya Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad (FPIK), pesertanya puluhan pakar perikanan
budidaya utamanya dari unsur akademisi, pebisnis ikan budidaya, serta birokrat
pemerintah.
Diperhatikan secara seksama,
walaupun bukan menjadi bahasan utama, kerap muncul keprihatinan dugaan
kegagalan proram budidaya ikan barramundi (kakap putih), yang baru saja
diresmikan Presiden Jokowi didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti di pantai Pangandaran pada April 2018.
“Semoga saja kembali ke jalan
yang benar…”, celetuk seorang peserta yang disambut canda-tawa, ketika salah
satu pemapar menyinggung tentang kehadiran KJA Offshore buatan Norwegia yang
dipasang di pantai Pangandaran (Jabar), pulau Karimunjawa (Jateng), dan pulang
Sabang (Aceh) – “Katanya, yang di pulau Sabang, malah sudah tergerus arus
setelah beberapa hari dipasang. Begitu juga yang di Pangandaran, malah ada yang
tenggelam….”
Isu utama yang dibahas di antara
para pemapar seperti Victor Nikijuluw, P.h.d, Marine Program Director dari
Concervation International Indonesia; Dr.sc. agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi.,
M.Si, Dekan FPIK Unpad; Budiman A.Pi.,M.Si.; Dr. Ir. Iskandar, M.Si, mewakili
Unpad; dan Budiman A.Pi.,M.Si, Kabid Budidaya DKP Jabar, adalah bagaimana
mencari solusi keselarasan budidaya perikanan di Jawa Barat sebagai provinsi
dengan penduduk terbesar.
“Memasok kebutuhan protein bagi
sekitar 50 juta populasi, bukanlah hal yang mudah. Ironi, potensi budidaya
perikanan kita sangatlah memadai. Persoalannya, hanya perlu keterpaduan. Semoga
Gubernur Jabar terpilih, mampu membuat terobosan. Pola kebijakannya, kami olah
di FGD ini,” jelas Yudi Nurul Ihsan.
Tak urung, selain bahasan topik
resmi di atas, berkali-kali kerap disinggung tentang fenomena disclaimer dua
kali dari KKP oleh BPK, KJA Offshore buatan Norwegia yang menghabiskan dana
sekitar Rp. 131 M yang tak berketentuan hingga kini, pengadaan kapal bantuan
untuk nelayan dari KKP yang banyak salah sasaran, kontroversi beberapa Permen
dari KKP pada era MKP Susi Pudjiastuti.
“Perlu segera disikapi dan dicari
solusinya, jangan ditutup-tutupi persoalan ini. Apalagi sekarang, yang terjadi
hanya kasak-kusuk melulu. Pencitraan pun, kurangi dengan solusi nyata pada
praktik perikanan budidaya nyata, jangan mengawang-awanglah…,” seru peserta FGD
kolumnis Ir. Muhamad Husen yang kerap disapa Husen Lauk –“Menyayangkan bila
program KKP soal KJA Offshore ini jadi kandas, dan tak jelas.”
Tumpang Tindih Kebijakan
Akhirnya, ditengah bahan topik
perikanan budidaya yang bertumpu pada perairan danau seperti di Waduk Cirata,
Saguling, dan Jatiluhur, juga budidaya tambak di Pantura Jabar, perlu
penyikapan secara terpadu.
Masih menurut Husen Lauk yang
memperihantikan hilangnya ikan endemik dalam beberapa tahun terakhir, serta
tumpang-tindih kebijakan pengadaan KJA di waduk-waduk besar Jawa Barat:
”Oke untuk Waduk Cirata,
Saguling, dan Jatiluhur memang KJA-nya sudah berlebihan jumlahnya. Perlu segera
ditertibkan. Optimisme pada Perpres No 15 Tahun 2017 tentang ‘Revitalisasi DAS
Citarum’ patut didukung, kini sedang digarap warga bantaran Citarum bersama
TNI. Ini significant dapat memulihkan kualitas air untuk budidaya ikan.”
Kasak-kusuk itu
Dikonfirmasi tentang ramainya isu
di luar topik utama FGD ini seperti kandasnya KJA Offshore buatan Norwegia, dua
kali disclaimer KKP dari BPK, serta isu terkait lainnya, moderator FGD Dr. Ir.
Rita Rostika, MP yang sejak semula memandu semua peserta untuk fokus pada tema
utama:
“Secara substansial FGD ini
tercapai sasarannya. Terpetakan quality land and water, land use planning,
species and seeds, feed, juga market yang berujung pada kebijakan jangka
pendek, menengah, dan panjang. Ini dalam lingkup nasional maupun regional.
Adanya, pembicaraan di luar itu yang bergema tadi, memang demikianlah adanya.
Kita sudah sama-sama tahu…,” pungkasnya dengan diakhiri senyum penuh makna.(Isur)
No comments
Post a Comment