BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung
bersama Bloomberg Philanthropies Initiative for Global Road Safety (BIGRS),
Minggu 18 November 2018 lalu, memperingati Worl Day Remembrance for Road
Traffic Victims atau Hari Peringatan Korban Tabrakan Lalu Lintas Sedunia. Diperingati
setiap hari Minggu pada pekan ketiga bulan November setiap tahunnya, di seluruh
dunia.
Kedengarannya agak aneh, namun 18
November 2018 peringatan ini dihadiri perwakilan korban tabrakan maupun
keluarga. Ditandai pula diluncurkannya situs kampenye keselamatan jalan
#StopNgebut yang sudah mulai berjalan di sosial media sejak Agustus 2018.
Situs kampanye tersebut dapat
diakses melalui (www.stopngebut.com). Hari Peringatan Korban Tabrakan Lalu
Lintas Sedunia sekaligus menjadi momen pendeklarasian kampanye, “Jalan Milik
Bersama Bukan Hanya Pengendara”.
Staff Ahli Walikota Bidang
Kemasyarakatan dan SDM Kota Bandung Ricky Gustiadi mengatakan, Hari Peringatan
Korban Tabrakan Lalu Lintas Sedunia adalah momen perenungan dan mengenang para
korban yang telah meninggal dunia atau pun terluka akibat tabrakan di jalan
raya.
“Sesaat dimana bersama-sama kita
menyadari bahwa setiap kali kita mempercepat laju kendaraan akan ada
konsekuensi yang tidak hanya berimbas untuk kehidupan kita, tetapi kehidupan
orang lain,” kata Ricky Gustiadi.
Sementara itu menurut data di buku
Bandung Road Safety Annual Report 2017, jumlah tabrakan di jalan raya Kota
Bandung tahun 2017 sebanyak 501 kasus, 127 orang diantaranya meninggal dan 38
lainnya alami luka berat. Lebih dari setengah kasusnya (57%) melibatkan
pengguna sepeda motor dan tingkat kematian tertinggi berada pada rentang usia
15-24 tahun.
Menurut Rencana Umum Nasional
Keselamatan (RUNK), kerugian materiil akibat tabrakan di jalan raya
diperkirakan mencapai 2,9-3,1 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia. Hal tersebut menjadikan tabrakan lalu lintas sebagai salah satu isu
yang patut mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat luas.
Hari peringatan ini dibuka dengan
aksi publik, para korban dan komunitas pemerhati keselamatan jalan berjalan
sejauh 350 meter dari Hotel Patra Comfort Bandung menuju halaman Blossom
Factory Outlet sebagai tempat berlangsungnya acara.
Para korban dan pihak keluarga membawa
foto mereka ataupun anggota keluarganya yang telah meninggal akibat tabrakan
lalu lintas sebagai bagian dari aksi publik tersebut.
Peringatan ini menjadi bagian
dari kampanye terbaru tentang keselamatan jalan kota Bandung, #StopNgebut,
menjadi momen yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Kota Bandung tentang
pentingnya berperilaku selamat di jalan raya.
Tidak hanya itu, ini pun menjadi
sarana edukasi dan momen merenung bagi para korban, keluarga maupun undangan
yang hadir agar tidak ada lagi korban dan mencegah tabrakan di jalan raya.
Sebagai penjelasan tambahan, Bloomberg
BIGRS adalah program keselamatan lalu lintas yang diluncurkan oleh Bloomberg
Philanthropies di 10 kota di dunia (Accra-Ghana, Addis-Ababa Ethiopia,
Bandung-Indonesia, Bangkok-Thailand, Bogota-Colombia, Fortaleza-Brazil, Ho Chi
Minh City-Vietnam, Mumbai-India, Sao Paulo-Brazil, dan Shanghai-China). Tujuan
utamanya mengurangi kematian dan cedera lalu lintas.
Fokus BIGRS pada empat kegiatan
utama, yaitu media massa dan marketing, keselamatan jalan raya &
pergerakan, penegakan peraturan, dan data & surveilans.
Pelaksanaan peringatan ini
digelar di kawasan Car Free Day Dago di jalan Ir.H.Juanda Bandung. Turut hadir
Kepala Diskominfo Kota Bandung Ahyani Raksanagara, Kanit Laka Satlantas
Polrestabes Bandung Iptu Angga Rahardiman, perwakilan Bloomberg Philanthropies
Initiative for Global Road Safety (BIGRS), dan para korban kecelakaan
lalu-lintas.
Kepala Diskominfo Kota Bandung
Ahyani Raksanagara kepada pers mengatakan, peringatan Hari Korban Tabrakan Lalu
Lintas Sedunia diadakan di kota Bandung untuk memberikan peringatan serta
pemahamaan kepada masyarakat Kota Bandung dan seluruh pengguna jalan untuk
memenuhi kewajiban dan haknya agar selamat di jalan. “Keselamatan di jalan
merupakan hak semua orang,” tandasnya.
Menurutnya, pemerintah Kota
Bandung sangat peduli dengan permasalahan korban kecelakan lalu-lintas.
“Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Kota Bandung untuk meminimalisir
faktor terjadinya kecelakaan lalulintas,” ungkapnya. Ditambahkan, pemerintah Kota
Bandung sudah memperbaiki prasarana
jalan, serta menegakkan aturan dan disiplin berlalulintas.
Di akhir paparannya, Ahyani
Raksanagara menghimbau aparat pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan
keselamatan berlalu lintas di jalan raya.
Sementara Kanit Laka Satlantas
Polrestabes Bandung Iptu Angga Rahardiman menambahkan, angka kecelakaan
lalulintas di Kota Bandung saat ini cenderung menurun. “Dengan sosialisasi
seperti ini diharapkan angka kecelakaan khususnya roda dua meturun. Yang harus
diperhatikan adalah faktor manusia atau pengendara dan kecepatan berkendara,” ungkapnya.
Khusus untuk kota Bandung, lanjut
Angga, kecelakaan terjadi rata-rata akibat human error (faktor manusia), karena
kecapean atau mengantuk. “Untuk meminimalisir kecelakaan, pastikan kendaraan
layak dan dicek secara rutin. Lengkapi pula surat-surat kendaraan terutama
Surat Izin Mengemudi (SIM),” tandas Angga.
Salah satu korban kecelakaan,
sebut saja Wika yang hadir di acara tersebut mengatakan, dirinya mengalami
kecelakan lalu-lintas di Tol Pasirkoja. “Waktu itu mobil taksi online yang saya
tumpangi bersama ibu saya mengalami kecelakaan.
Akibat kejadian tersebut ibu saya
dan pengemudi taksi online meninggal dunia,” ucapnya lirih. "Saat itu ada
mobil dari arah berlawanan menabrak pembatas jalan, terguling dan menimpa mobil
yang saya tumpangi," ungkapnya.
Khusus di kota Bandung Hari
Peringatan Korban Tabrakan Lalulintas diadakan secara besar-besaran dan diliput
lebih dari 30 media cetak, televisi, radio, maupun online. Dalam peringatan ini
digelar pula talkshow, situs kampanye keselamatan stopngebut.com, serta
deklarasi kampanye Jalan Milik Bersama Bukan Hanya Pengendara.(rls/isur)
No comments
Post a Comment