Puluhan anak disabilitas dari berbagai
jenis hambatan mengikuti pesantren kilat di Pusdai Jabar, 16 dan 17 Mei 2019. Sistem
pengajaran di pesantren ini berbeda dari pesantren pada umumnya. Dipandu dan dibimbing
belasan volunteer, anak-anak disabilitas bersafari kawasan masjid pusdai diselingi
canda dan kegembiraan.
Mereka mengikuti pengajian dan menambah
pengetahuan. Ada sesi permainan yang ditepatkan di posko halaman gedung Pusdai.
Empat jenis permainan termasuk panahan seperti yang diajarkan Rosululloh SAW.
Pada pesantren kilat itu anak-anak
disabilitas juga ikut solat malam berjamaah, bahkan ada sesi itikaf. Acara ini
dikemas sedemikian rupa bertema "ramadan penuh berkah bagi keluarga
disabilitas". Peserta kebanyakan dari Bandung dan ada juga dari luar kota.
Judul besar acara ini "Parenting Islami, Sanlat dan I'tikaf Ramadhan Bagi
Anak Disabilitas 2019".
SB: Bunda Juju Sukmana [Direktur Yayasan
Biruku Indonesia]
Sanlat Anak Disabilitas dan Parenting
ini sangat bermanfaat bagi keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
SB: Mama Radit [orangtua peserta]
Di ruang meeting lantai dua Gedung
Pusdai, puluhan orangtua mengikuti parenting dipandu langsung Direktur Yayasan
Biruku Indonesia yang memrakarsai acara ini. Diskusi mengenai disabilitas di
bulan suci Ramadhan memahamkan pengertian orangtua membangun masa depan anak
disabilitas.
SB: Hj Zahara, S.Pd ,M.Psi [Pemateri -
Ahli Pendidikan]
Pemateri lainnya, Nefrijanti dari Pusat
Kemandirian Anak. Menurutnya, yang perlu mendapatkan bimbingan kemandirian itu
juga para orangtua anak disabilitas.
SB: Nefrijanti [Trainer Kemandirian
Anak]
Di ujung Parenting ini, seorang psikolog
Bandung, yang selama ini konsern terhadap perkembangan anak disabilitas di
Bandung Muftiah Yulismi, memaparkan pentingnya orangtua memahami karakter anak.
Sanlat dan Parenting menjadi media yang representatif melatih anak disabilitas mampu
berinklusi di sekolah umum.
SB: Muftiah Yulismi [Psikolog Bandung]
Acara seperti ini seyogianya diadakan
periodik oleh pemerintah daerah, tidak hanya digelar sendiri-sendiri oleh
masyarakat. Kedepan, para pihak berharap Sanlat dan Parenting menjadi program
yang terstruktur, sistematis dan masif untuk mengejawantahkan UU No 8 Tahun
2016 Tentang Disabilitas.
No comments
Post a Comment