BANDUNG
- Sebanyak 700 santri mengikuti test seleksi berbasis komputer (Computer Based
Test/CBT) Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dalam negeri untuk tingkat
provinsi Jawa Barat tahun 2019 yang berlangsung di Gedung Lecture Hall UIN SGD
Bandung, Kampus I, Jl. A.H.Nasution No 105 Cipadung Cibiru Kota Bandung, Selasa
(18/06/2019).
Wakil
Rektor I, Prof. Dr. H. Asep Muhyidin, M.Ag didampingi Kepala Biro Administrasi
Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Drs. H. Ahmad Luthfi, M.M., Kepala Biro
Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. H. Jaenudin, M. Ag, Dekan
Fakultas Ushuluddin, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag, Wakil Dekan I, Dr.
Mulyana, Lc., M.Ag dan Wakil Dekan II, Dr. Wawan Hernawan, M.Ag, Kabid PD
Pontren, H. Abubakar Sidik menjelaskan, PBSB menjadi bagian dari afirmasi
Kemenag dalam memperluas akses santri untuk mendapatkan kesempatan belajar di
Perguruan Tinggi terbaik.
"Kebijakan
ini didasarkan pada fakta posisi strategis pesantren dalam ikut mencerdaskan
dan menjaga kedamaian kehidupan bangsa,"
papar Asep Muhyidin. Mengingat peran besar pesantren berkontribusi dalam
peningkatan akses partisipasi pendidikan masyarakat telah diakui semua pihak, namun
perlu ditindaklanjuti melalui usaha peningkatan mutu dan kapasitas kelembagaaan
pendidikan, bahkan terhadap komunitas pesantren, khususnya santri.
“Seleksi
PBSB di UIN SGD Bandung diikuti 700 santri yang hari ini secara serentak
dilaksanakan di 34 provinsi berjumlah 4.160 santri," tandasnya.
Wakil
Rektor I menuturkan tes PBSB ini menggunakan Computer Based Test (CBT) dengan
lima sessi tes; yakni tes potensi akademik (60 menit), tes bahasa dan
kepesantrenan (60 menit), tes kemampuan bidang studi (90 menit), tes tahfizh
al-Qur’an khusus bagi santri yang mendaftar pada UIN Malang (150 menit), tes
membaca kitab kuning dan hafalan 100 bait nazhom alfiyah khusus bagi santri
yang mendaftar pada Ma’had Aly (60 menit)
Mengenai
tes CBT-PBSB ini, Wakil Rektor I mengapresiasi pelaksanaan tes tersebut yang berjalan
lancar sesuai arahan panitia pusat melalui Kanwil Kemenag Jabar dan menjadi
harapan semua pihak.
Santri ABK
Sebagai
bentuk mengakomodasi calon mahasiswa dari kelompok disabilitas, pihak panitia
mengikutsertakan satu peserta yang dikategorikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
"Dari peserta tes PBSB yang berjumlah 700 santri itu terdapat 1 yang
difabel, ia bernama Nailatudz Dzakirah Nurshalihah, atau biasa dipanggil Nalia,"
kata Wakil Rektor I itu.
Perempuan
kelahiran 12 April 2001 ini ikut tes PBSB sesi 1 dari pukul 08:00 sampai 11:45
WIB dengan pilihan perguruan tinggi Insitut Pertanian Bogor, memilih program
studi: 1. Nutrisi dan Teknologi Pakan, 2. Teknologi Hasil Ternak.
Wakil
Rektor I mengatakan, keikutsertaan Nailatudz merupakan bentuk kepedulian
Kemenag terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Sikap ini, merupakan
implementasi dari pasal 31 ayat (1) UUD 1945 bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan.
“Kami
tidak diskriminatif. Siapa pun berhak mengikuti pendidikan di bawah lingkungan
Kemenag, asal telah mengikuti dan memenuhi syarat serta ketentuannya,”
pungkasnya.
Soleh,
orang tua Nalia menuturkan, pemakaian kursi roda anaknya bukan dari lahir, tapi
tiga bulan ke belakang jatuh dari motor sehingga kakinya patah. "Untuk ikut tes
UTBK kemarin masih terlentang. Alhamdulillah sekarang sudah bisa duduk.Saya
berharap dengan mengikuti tes ini anak saya bisa kuliah karena sangat kuat
keinginginanya untuk melanjutkan sekolah," papar Soleh.
Untuk
hasil seleksi akan diumumkan secara online pada Juli mendatang. Santri yang
dinyatakan lulus harus segera melengkapi pemberkasan pada Kanwil Kemenag
Provinsi masing-masing untuk melakukan legalisir dan pelengkapan administrasi
lainnya.[rls/IS]
Sumber dan Foto: Humas UIN SGD Bandung
No comments
Post a Comment