BEGITU Tuhan mengamanatkan bayi dalam
kandungan sang ibu, saat itu pula segala jenis kekuatan, kecerdasan, software
dan hardware yang lengkap dan terencana sempurna sedang dipasangkan. Saat lahir
sang bayi mendapat hambatan fisik maupun mental, saat itu pula Tuhan menunjukan
disain penciptaan dan arsitektur MahaKarya.
Dalam sebuah ungkapan, tatkala bayi
dilahirkan dalam kondisi tunanetra, saat itu sang bayi langsung dilengkapi
kecerdasan dan kekuatan ribuan kali lipat pada alat indra lainnya. Pada saat
Tuhan kurangkan satu indra, Tuhan justru sedang merancang kekuatan dahsyat pada
anak tersebut. Hanya saja orang awam selalu memandang itu bencana, begitu pun para
orangtua.
Ungkapan ini tercetus saat buka puasa
bersama anak-anak disabilitas dan parenting orangtua anak penyandang hambatan, yang
diselenggarakan Yayasan Biruku Indonesia pimpinan Juju Sukmana, di Masjid Trans
Studio Mall (TSM) Bandung, 31 Mei 2019.
Sebagai pimpinan di Yayasan Biruku
Indonesia, Juju Sukmana (sebut saja Bunda Juju) membuktikan betapa hebatnya anak-anak
disabilitas ketika menjadi panitia Buka Puasa Bersama. Ini menjadi istimewa dan
ternyata mereka mampu menyukseskan acara.
Menurut penuturan Bunda Juju, tajil diproduksi
oleh anak-anak dipandu Chef Cilik terkenal, Chyellin. Selain itu, semua petugas
MC, pembaca Alquran, dan saritilawah juga dari anak spesial. "Dua MC itu Nur
Fajri Ratna Ayu dan Ramandhika Haekal M
Ibrahim," kata Bunda Juju.
Pembaca ayat suci Alquran oleh Moch
Hilman Arissugema dan disempurnakan dengan saritilawah oleh Dandy Cholid. Bunda Juju mengaku, ia tidak menyangka anak-anak hebat itu mampu
memerankan fungsi-fungsinya dalam kepanitiaan yang dibantu duta-duta yang dikoordinir oleh Noeesasongko.
"Saya terharu, mereka benar-benar
istimewa tidak saja hebat, tapi menunjukan Tuhan Maha Benar atas PenciptaanNya
yang sangat sempurna," tandasnya sambil melihat ke atas sambil mengangkat
kedua tangan menunjukan rasa syukur atas nikmatNya.
Acara buka puasa bersama itu pun diikuti
oleh 130 anak, sedangkan parenting yang khusus menghadirkan pembicara utama Bunda
Zahara dihadiri 160 orangtua, panitia, dan para guru.
"Jujur, saya tergugah, saat
parenting tadi benar-benar langsung tanya jawab. Jadi, orangtua bisa puas
bertanya. Ternyata, keluhan yang paling utama tentang bullying di masjid saat
teraweh di salah satu daerah," ungkap Bunda Juju.
Mengambil tempat kegiatan bukber di
masjid, dimaksudkan salah satunya sebagai sosialisasi tentang disabilitas. Sehingga
masyarakat di lingkungan mesjid bisa mengenali anak-anak istimewa itu. Acara ini pun dihadiri oleh Mr Global Indonesia.
Salah satu pembicaraan yang paling seru
dari Bunda Zahara, yakni mengenai cara orangtua membangun spektrum kesabaran ketika orangtua menerima
amanat Tuhan. Konstruksi dari amanat ini, kata Bunda Zahra, dilengkapi sikap-sikap masyarakat yang skeptis, stigma buruk
tentang ABK yang dilabeling anak cacat, dll.
Sulit digambarkan dengan kata-kata jika
orangtua ABK ini adalah gambaran manusia pilihan yang sengaja ditunjuk dan diamanati anak
disabilitas. Kasih sayang Tuhan akan berpihak kepada ibu yang selama sembilan
bulan mengandung anak berkebutuhan khusus.
"Ibu-ibu ini sudah Tuhan pilih
sebagai ibu yang istimewa dan hebat. Jadi, apa ruginya tatkala ada pembulian. Semakin
kuat menerima hinaan, cacian dan makian orang lain lantaran anaknya disabilitas, Tuhan
semakin sayang kepada ibu-ibu ini," kata Bunda Zahara yang akrab juga
dipanggil Buda Ara.
Untuk kesempurnaan acara tersebut,
Yayasan Biruku Indonesia itu pun mengajak anak-anak untuk itikaf di Masjid TSM pada hari kedua.
Tidak sedikit ibu-ibu yang ikut menanti malam Lailatul Qodar sembari melaporkan
kepada Tuhan tentang kehebatan anak-anak mereka melalui doa dan ibadah.
Sebelumnya sesuai rundown acara, anak-anak ini pun secara simbolis mendapatkan bingkisan secara simbolis, kultum dan solat magrib berjamaah. Tak terbayangkan betapa seru dan bahagianya anak-anak itu. Mereka sudah menemukan dunianya yang riil.[IS]
Ditulis oleh Isur Suryana
Foto Iluustrasi oleh Yayasan Biruku Indonesia
No comments
Post a Comment