BANDUNG - Perbuatan paling mulia dan
mendatangkan keberkahan serta dilindungi dari segala marabahaya adalah sedekah.
Ragamnya bisa berupa santunan atau berbagi rezeki bagi yang sangat membutuhkan
apalagi menjelang lebaran.
Adalah Ikatan Keluarga Mahmudah (IKM), sebuah
wadah (organisasi) yang mengelola anak yatim, dhuafa dan janda lansia fakir di Jl.
Pahlawan Sukaluyu 1 RT 07 RW 06, Kelurahan Cihaurgeulis Kota Bandung,
membuktikan kasih sayangnya kepada anak yatim dan janda lansia fakir.
IKM tahun ini menyantuni 34 anak yatim
dan 42 janda lansia yang dikemas dalam acara pemberian santunan bagi anak yatim
dan janda lansia, di sekretariat IKM Bandung, Minggu pagi 2 Juni 2019. Selain
dihadiri Ketua IKM Hj. Nani Koswara, juga Ade Mihardja selaku penasehat, dan Hj.
Ester Miori Dewayani selaku anggota IKM.
Kebahagiaan terpancar di wajah anak-anak
yatim dan para lansia. Mereka bersyukur karena dalam situasi ekonomi rumit saat
ini masih ada yang peduli terhadap nasib mereka. Meski dengan dana seadanya,
IKM semakin konsisten untuk menyantuni dan mengurus anak yatim maupun janda
lansia fakir.
"Semoga ke depan bisa bertambah jumlah
donatur yang siap membantu kami," ucap Ade Mihardja, selaku penasehat
Ikatan Keluarga Mahmudah selepas pemberian santunan bagi anak yatim dan janda
lansia itu.
Pengelolaan dan pengasuhan kepada mereka
dilakukan dengan cara pendekatan berbasis keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara
lain menyiapkan biaya hidup sehari-hari, biaya pendidikan, serta bimbingan
belajar bagi anak Yatim. Selama ini dananya diperoleh dari para donatur tetap yang
rutin memberikan santunan.
Adapun bimbingan belajar diberikan oleh mahasiswa
yang kost di daerah sekitar lokasi rumah tinggal anak-anak yatim dan para janda
lansia. "Ikatan keluarga Mahmudah berdiri sejak tahun 2006, tidak pernah
jauh dari aktivitas menyantuni anak yatim dan lansia," tambah Ketua IKM Hj
Nani Koswara.
Dijelaskan, jumlah anak yatim saat ini
ada 34 orang dan 42 orang lansia. Mereka tinggal di rumah masing-masing, dan berkumpul
di sekretariat IKM pada momen-momen tertentu secara rutin, minimal dua kali
dalam sebulan.
Anak-anak yatim berkumpul hampir setiap
hari untuk kegiatan belajar. Mereka terdiri dari usia SD sampai SMA. Di saat
liburan sekolah, mereka bisa menikmati acara rekreasi ke tempat-tempat wisata, selain
untuk hiburan juga mengenal lokasi-lokasi yang bertemali dengan dunia
pendidikan dan nilai budaya. "Selain tentu saja penguatan nilai agama dan
sosial," tambah Ade.
IKM sejauh ini masih menemui sejumlah
kendala. "Kendala saat ini adalah belum optimalnya pemenuhan kebutuhan
mereka, karena tingkat sosial ekonomi naik sedangkan ketersediaan masukan dana
belum ada kenaikan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
jumlah donatur," ungkapnya.
Mencari
Donatur Baru
Ester Miori Dewayani, anggota IKM
menambahkan, memuliakan anak yatim dan lansia fakir merupakan salah satu
kewajiban kita di penghujung ramadhan ini. "Semoga kita dapat menghadirkan
kebaikan dan manfaat untuk mereka. Sebab
ada hak mereka pada diri kita," ucap Ester yang dijuluki ibu-ibu dermawan
itu.
Selama ini, menurut Ester, IKM menggalang
dana dengan cara door to door ke para
donatur. Mereka memberikan sumbangannya
tanpa ada ikatan apa pun. "Semua nothing tulus," tandasnya.
Langkah berikutnya, seiring dengan perkembangan
yang terjadi ini, "kami ajan terus berupaya mencari donatur-donatur baru yang
sangat diharapkan bisa memberi kontribusi bagi mereka," kata Ester.
Dengan demikian, kini sudah saatnya
Ikatan Keluarga Mahmudah membuka link, membangun jejaring lewat media. "Jadi
tidak hanya harus selalu dengan door to
door saja," pungkas Ester sambil mengajak masyarakat menjadi donatur.[IS]
No comments
Post a Comment