BANDUNG
- Kementerian Keuangan memperluas jangkauan
pembiayaan pembangunan infrastruktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri
(PTKIN) melalui skema pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Tahun
ini giliran UIN Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung mendapat bantuan untuk
membanguun gedung laboratorium dan gedung kuliah bersama di kampus 2 Jln.
Soekarno-Hatta Bandung.
Peletakan batu pertama dilakukan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Kementerian
Keuangan, Luky Alfirman, didampingi Rektor UIN SGD Bandung Prof. Dr. Mahmud,
MSi dan sejumlah direktur dari Bappenas dan Kemenkeu RI.
Dua gedung yang dibangun tersebut bantuan dari Dirjen PPR Kemenkeu
RI sebesar Rp30 miliar. Untuk gedung Kuliah Bersama seluas 2.500 meter persegi.
Gedung tersebut dibangun empat lantai melalui bantuan Kemenkeu dalam bentuk SBSN.
Menurut Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, MSi, peletakan
batu pertama pembangunan dua gedung baru di kampus II UIN SGD Bandung itu melalui
bantuan dana SBSN. Ini nantinya akan mampu mendongkrat animo masyarakat untuk studi
lanjut di UIN Bandung.
Dengan bantuan SBSN, lanjut rektor, kampus UIN SGD Bandung bisa menampung
setiap tahunnya sekitar 6000 orang. “Ini menjadi percepatan pembangunan SDM Indonesia.
Kalau nambah lagi gedungnya mungkin akan lebih banyak menampung mahasiswanya,”
kata rektor.
Sebagai kampus yang bervisi wahyu memandu ilmu, rektor UIN Bandung
ini meniatkan kampusnya kelak akan membuat Tecno
University. Artinya kampus berbasis
teknologi.
Teknologi yang dimaksud rektor menyangkut berbagai hal, misalnya pendaftaran
mahasiswa baru melalui online, tugas-tugas dikerjakan secara online, dan masuk
ruangan pun sudah berbasis IT.
“Pendek kata, insya Allah kami tidak lagi mengenal arsip berbasis
kertas,” tandas rektor sambil menyebutkan UIN Bandung juga sudah membangun
kampus moderasi di Cileunyi.
Demi Masa Depan SDM
Pada saat yang sama Dirjen PPR, Luky Alfirman kepada wartawan
menjelaskan, bantuan Kemenkeu melalui Ditjen PPR terutama untuk masa depan SDM,
salah satu bentuk bantuan itu berupa pembangunan gedung kampus. Pihaknya juga
bekerjasama dengan Bappenas merancang program untuk mencapai tujuan tersebut.
“PTKIN kita kembangkan, dukungan dengan Sukuk Negara berbasis
proyek. Ini bentuk inovasi, yang kita jaga benar itu bentuk akuntabilitas. Di
sisi lain kita sangat mengawal dan meyakinkan program ini berjalan dengan sebaik-baiknya,”
ucap Dirjen.
Peletakan batu pertama itu, kata Dirjen, untuk ketiga kalinya
kepada UIN SGD. Untuk di UIN Bandung dibangun dua gedung, yakni lab dan gedung
kuliah bersama. “Kita support, kita harapkan tahun ini selesai. Pembangunan baru
berupa fisik dan akan selesai tahun 2019 ini,” tandas Luky.
Selain terhadap UIN Bandung, pihaknya juga membantu bidang-bidang lainnya
melalui bantuan dengan SBSN, antara lain pembangunan jalan, geduung KUA, asrama
haji dan PTKIN. ‘Sudah 55 kampus dibiayai Kemenkeu melalui SBSN,” tandasnya lagi.
Dari total 57 PTKIN, 95 persen atau 54 di antaranya sudah
menggunakan pembiayaan SBSN. Dengan cara bergantian setiap tahunnya, total dana
yang sudah disalurkan mencapai Rp3,53 triliun.
Dua pesan yang Dirjen PPR sampaikan di hadapan rektor UIN Bandung,
para guru besar, wakil rektor, para dekan, para mahasiswa dan undangan.
Pertama, kampus megah harus mencerminkan SDM yang unggul. Kedua, gedung yang
sudah dibangun itu mesti dijaga dan dipelihara dengan baik, karena pada
dasarnya bantuan pemerintah (APBN) pada prinsipnya berasl dari rakyat.
“Ciptakan environmental atau lingkungan yang kondusif. Semoga
gedung baru membawa suasana baru, meningkatkan kualitas dan aktivitas makin
bermutu,” kata Dirjen PPR lulusan ITB Bandung tersebut.
Studium General
Sebelum peletakan batu pertama gedung kuliah bersama dan
laboratorium di kampus II UIN SGD Bandung tersebut, Dirjen PPR Luky Alfirman
memberikan stadium general kepada sekitar 100 mahasiswa.
Dipandu moderator Prof Dr Aan Hasanah dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan tersebut, dirjen PPR mempresentasikan istilah Sukuk Negara dan SBSN
dengan pendekatan ekonomi nasional. Menurutnya, sebesar Rp500 Triliun dan untuk
pendidikan (20% APBN) sudah digulirkan.
“Sebesar Rp50 Triliun disalurkan untuk membantu 20 ribu mahasiswa melalui
beasiswa,” kata Dirjen PPR. Ini membuktikan bahwa pemerintah sudah berbuat
banyak untuk dunia pendidikan disamping untuk membangun infrastrukturnya.
Dalam kuliah umum tersebut terjadi dialog yang cukup dinamis,
sekitar 10 mahasiswa aktif melontarkan pertanyaan seputar subsidi dan ekonomi
nasional. Melihat hal tersebut, rektor UIN Bandung Prof Mahmud mengaku sangat
apresiatif, karena mahasiswa UIN Bandung mampu mengimbangi masalah-masalah yang
berkaitan dengan ekonomi nasional. Selepas dialog dengan mahasiswa, dirjen menyaksikan
penandatanganan MoU antara rektor UIN Bandung dengan Kemenkeu RI.(IS)
No comments
Post a Comment