BANDUNG - Ketua Umum Generasi Peduli Anti
Narkoba (Ketum GPAN) Brigjen Pol Purn. Drs. Siswandi, mengapresiasi pernyataan
dan upaya Jawa Barat bersih narkoba. Itu dinilai usaha yang bagus untuk sebuah
provinsi yang menjadi salah satu pangsa peredaran narkoba tingkat sindikat
internasional terbesar di Indonesia.
Ini
prestasi yang sangat luar biasa, kata Siswandi, karena seperti yang disampaikan
dalam pidato Gubernur Jawa Barat yang dibacakan Wakil Gubernur Jabar Uu
Ruzhanul Ulum bahwa memberantas narkoba itu tidak bisa berdiri sendiri, harus
bersama-sama seluruh elemen masyarakat.
"Data
dari BNN, ada 803 jenis narkoba baru, dan sekitar 74 jenis narkoba itu sudah
masuk ke Indonesia termasuk sudah beredar di Jawa Barat. Ini sangat
memprihatinkan," papar Siswandi selepas mengikuti upacara peringatan Hari
Anti Narkotika Internasional (HANI) di halaman Gedung Sate Bandung, Senin (15
Juli 2019).
Sebagai
pemimpin aktivis anti narkoba, Siswandi mengajak semua elemen untuk bangkit dan
melawan sindikat narkoba. Sementara mengenai visi misi GPAN sendiri menurut
Siswandi adalah mencari, menemukan dan mengajak para penyalahguna dan pecandu
narkotika untuk direhabilitasi, jangan dikriminalisasi.
"Tempatnya
pecandu dan korban narkoba itu direhabilitasi, bukan penjara," tandas
Siswandi yang pada hari itu menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai
aktivis anti narkoba bersama ormas anti narkoba lainnya yang diserahkan Wagub
Jabar.
Dari
upaya pemberantasan narkoba, lanjutnya, penting adanya kebersamaan aparat kepolisian,
jaksa penuntut dan hakim untuk sepakat satu suara menyelamatkan generasi
milenial dari bahaya narkoba. "Generasi milenial 2019 adalah generasi yang
bersih dari narkoba," tandas mantan petinggi BNN ini.
Didampingi
para pengurus GPAN pusat, Siswandi mengemukakan hal penting yang harus dicatat,
tugas utama GPAN menyelamatkan generasi yang sudah terjerumus, pecandu, korban,
untuk direhabilitasi.
"Ada
tiga pilihan hidup para pengguna narkoba, yakni rehabilitasi, penjara dan mati.
Maka pilihlah hidup yang keempat, yaitu hidup sehat bersih tanpa narkoba,"
pinta Siswandi. Menurutnya, GPAN tetap komitmen soal Undang Undang Narkotika (UU
No. 35 Tahun 2009) itu sebagai aturan yang tegas dan humanis.
Tegas
itu maksimal hukuman mati, humanis itu rehabilitasi yang juga bentuk hukuman.
Sayangnya amanat Undang Undang ini tidak dilaksanakan oleh aparat penegak
hukum. Siswandi mencontohkan ada 91 narapidana narkoba yang divonis hukuman
mati, namun sampai saat ini hukuman mati tidak dilaksanakan.
"Jangan
kebalik, para pecandu maupun korban malah dikriminalisasi, dipenjarakan.
Sehingga kami dari GPAN meminta agar pemerintah mengeluarkan Perpu atau Kepres terhadap
korban penyalahguna dan pecandu narkotika untuk direhabilitasi. Dan dorong
eksekutor untuk melaksanakan hukuman mati. Laksanakan saja!!" tandas
Siswandi.
Pencegahan
Secara Masif
Masih
di tempat yang sama, setelah upacara peringatan HANI dan press release, Wakil
Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum didampingi Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa
dan Kepala BNN Jawa Barat Brigjen Pol Drs. Sufyan Syarif, MH memusnahkan barang
bukti berupa 240 kg ganja kering dan 3,5 kg sabu.
Pemusnahan
menggunakan mesin incinerator merek Hanaro Eng yang dipajang di halaman parkir
barat Gedung Sate Bandung. Wagub Jabar menyatakan, perlu keterlibatan organisasi
kemasyarakatan untuk memberantas peredaran narkoba di Jawa Barat.
"Pemerintah dan aparat saja tidak cukup, perlu keterlibatan masyarakat,"
tandas Wagub Jabar asal pesantren ini.
Untuk
mencegah peredaran narkoba harus dilakukan bersama-sama. Caranya, kata Wagub, memperkuat
kebersamaan pemerintah dalam hal ini wali kota, bupati, dan aparat penegak
hukum. "Intinya, masyarakat tidak bisa hanya menitikberatkan pencegahan
dan pemberantasan ini kepada kami dan aparat keamanan, harus dilakukan bersama-sama,"
ungkap Uu.
Sementara
Kepala BNN Jawa Barat Sufyan Syarif menegaskan, BNN dan polisi akan mencegah
peredaran narkoba secara masif, karena para bandar dan penjual mengedarkan narkoba
secara masif khususnya di Jawa Barat.
"Barang
ini (narkoba, red) berbahaya, makanya kita tidak main-main dengannya. Kita harus
mencegah secara masif bersama-sama," ungkap Sufyan. Pihaknya mengapresiasi ada Desa Bersih Narkoba.
Dari semua upaya BNN Jawa Barat ini setidaknya sudah menyelamatkan 1,5 juta warga Jawa Barat dari bahaya narkoba.
Upacara Peringatan HANI 2019 berlangsung khidmat dimulai pukul 08.00 wib dipimpin Wagub Jawa Barat uu Ruzhanul Ulum. Selain kalangan muspida Jawa Barat, peringatan HANI juga dihadiri 31 elemen masyarakat dan ormas serta aktivis anti narkoba. Pemprov Jabar juga mengundang para mahasiswa dan pelajar dari Bandung.
Setelah upacara dan prosesi pemusnahan barang bukti berupa ganja dan sabu, acara dilanjutkan dialog dan pentas seni anak-anak Bandung dan perwakilan dari BNN Jabar. Acara ini dihadiri gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Kajati Jabar, Kapolda, Kepala BNN Jabar, Ketua Pengadilan Tinggi, Pangdam III Siliwangi, Ketua DPRD Jabar, serta sejumlah tamu undangan lainnya.(IS)
No comments
Post a Comment