SUMEDANG - Pusat PKM LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui
salah satu Tim PKM dosen tahun 2019 melakukan sinergi pencegahan dan
penanggulangan stunting memanfaatkan
kefir susu di Desa Cilembu, Kec. Pamulihan, Kab. Sumedang, sejak Juli hingga
Sepetember 2019.
Kegiatan ini bekerja sama dengan sejumlah stakeholders, antara lain
Tim Satgas Penanggungan Stunting desa Cilembu, Dinas Pengendalian Penduduk dan
KB Kec. Pamulihan, Babinsa Desa Pamulihan, Bidan Desa Cilembu, Pengurus Kampung
KB Desa Cilembu, serta Kader PKK dan Posyandu Desa Cilembu.
Pengabdian kepada masyarakat ini berlangsung dalam lima tahapan,
yakni sosialisasi, ToT kader pendamping, pelatihan pembuatan kefir susu,
pendampingan pemanfaatan kefir susu dan evaluasi.
"Kegiatan PKM ini menggunakan pendekatan Participation
Action Research (PAR) sesuai dengan target dan bentuk kegiatan yang telah
ditetapkan," ungkap Dedi Sulaeman, M.Hum, salah satu anggota tim pengabdi,
Senin (22/07/2019)
Kepala Pusat PKM LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H. Ramdani
Wahyu Sururie, M. Ag. menandaskan, pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di
wilayah Kabupaten Sumedang sebagai salah satu bentuk realisasi MoU antara UIN
Sunan Gunung Djati Bandung dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang yang telah
ditandatangani pada 8 Maret 2019 lalu.
Dipilihnya desa Cilembu Kecamatan Pamulihan sebagai lokasi
pengabdian sinergis dengan fokus Kabupaten Sumedang pada penanganan kasus
stunting. "Prevalensi kasus stunting di Sumedang lebih tinggi dari nasional,
sehingga penanganannya menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kab.
Sumedang," ungkap Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir, ST, MT saat
ditemui secara terpisah di Gedung Negara.
Sebagaimana diketahui Sumedang memiliki 10 desa lokus stunting,
tiga diantaranya berlokasi di wilayah Kecamatan Pamulihan, yaitu Desa Cijeruk,
Cilembu, dan Mekarbakti. Ketua Satgas Penanggunlangan stunting Desa Cilembu
sekaligus Sekertaris Desa Cilembu, Dian Nurdian membeberkan saat ini tercatat
64 orang balita mengalami stunting yang tersebar di beberapa RW. Sedangkan
laporan hasil penelitian stunting tahun 2018 menunjukkan angka pada kisaran
41,1%.
"Kami berupaya melalui berbagai program yang telah dicanangkan
pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk melalui kegiatan pengabdian dari
UIN Bandung, angka stunting di Cilembu bisa turun, bila perlu hingga 20%,"
tandasnya.
Selain itu, melimpahnya sumber bahan baku kefir susu di Desa
Cilembu yakni susu sapi, sangat mendukung upaya intervensi gizi spesifik pada
1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK).
"Setidaknya ada 9 dari 14 langkah intervensi gizi spesifik
yang dapat dicapai melalui pemanfaatan kefir susu secara rutin baik bagi ibu
hamil dan menyusui, maupun balita 7-24 bulan," jelas ketua pelaksana PKM
Dr. Neneng Windayani di sela-sela kegiatan sosialisasi yang bersamaan dengan
acara refreshment Kampung KB Desa Cilembu, pada hari Jumat, 21 Juni 2019.
Hadir pula pada kesempatan itu perwakilan DPP KB Kecamatan
Pamulihan dan Babinsa Desa Cilembu, keduanya menyambut gembira seraya
menyatakan, kesiapan bersinergi menyukseskan program penanggulangan stunting di
Cilembu.
Dr. Neneng menambahkan, hingga saat ini, tahapan kegiatan
pengabdian yang telah dilaksanakan selain sosialisasi, yakni training of
trainer (ToT) bagi kader 12 posyandu yang ada di Cilembu. Adapun kegiatan
dilakukan secara offline dan online memanfaatkan media sosial selama satu pekan
sejak 15 hingga 22 Juli 2019.
Hasil kegiatan ini diharapkan para kader posyandu terampil membuat
kefir susu dan produk turunannya serta siap mendampingi keluarga sasaran
penanggulangan stunting khususnya serta warga masyarakat Desa Cilembu pada
umumnya. Adapun tahapan kegiatan berikutnya direncanakan pada pekan pertama
bulan Agustus 2019.[rls/IS]
Sumber dan foto: Humas UIN SGD
Bandung
No comments
Post a Comment