DUA pekan, pasca diterjunkan 3.423 mahasiswa yang Kuliah Kerja Nyata
Berbasis Pemberdayaan kepada Masyarakat (KKN Sisdamas), UIN Sunan Gunung Djati
(SGD) Bandung terus mendorong mensukseskan program Kabupaten Sumedang sejahtera,
agamis, maju, profesional, dan kreatif (SIMPATI), tersebar di 83 Desa, 13
Kecamatan di Wilayah Kabupaten Sumedang.
Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si yang didampingi
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Dr. H. Ramdani Wahyu Sururie,
M.Ag, menjelaskan, meski banyak mengalami gangguan teknis, seperti di Desa
Tomo, pihak kampus terus mendampingi, memberikan arahan untuk segera mewujudkan
program digitalisasi desa yang dapat dirasakan masyarakat luas.
Menurutnya, kehadiran mahasiswa UIN SGD Bandung yang sedang
melaksanakan KKN Sisdamas ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung dan
mensukseskan salah satu program unggulan Kabupaten Sumedang dalam bidang
pemberdayaan kepada masyarakat melalui program Digitalisasi Desa.
"Untuk kasus Desa Tomo digitalisasi desa terkendala dengan
kesiapan tenaga teknis atau operator. Hal ini disebabkan ada kekosongan Kepala
Desa yang kini dijabat seorang Pjs.
Sementara Kadus, RW dan RT juga
periodesasinya habis," ungkapnya, di Kampus I, Jl. A.H. Nasution No 105
Cipadung Cibiru Kota Bandung, Senin (12/08/2019).
Untuk menjawab persoalan ini, Pusat Pengabdian kepada Masyarakat
(PkM), Sekretaris Daerah Sumedang dan Dewan TIK Nasional telah menyelenggarakan
Workshop Sistem Informasi Desa (SID) pada tanggal 7 Agustus 2019.
"Sebagai salah satu cara untuk mempercepat terwujudnya program
digitalisasi desa. Segala informasi tentang Desa tertentu di website tersedia,
mulai dari profil, potensi daerah, produk unggulan, kuliner, sampai destinasi
wisata," jelasnya.
Selain itu, kendala di pihak desanya sendiri, yakni ada yang tidak
bersedia didampingi karena alasan pergantian kades dan perangkatnya. Juga ada
beberapa desa yang tidak tahu kegiatan ini. Alhasil, proses digitalisasi desa
memerlukan waktu panjang, kahadiran mahasiswa ada yang disambut baik dan ini
mayoritas serta ada yang terkendala.
Rektor menegaskan, mahasiswa diharapkan bisa melakukan digitasliasi
desa sebagai bagian dari implementasi MoU UIN SGD Bandung dengan pemkab Sumedang.
Adapun kendala-kendal yang dihadapi, hendaknya mahasiswa melakukan kegiatan ini
secara partisipatif, dimana masyarakat setempat dilibatkan melalui ijin dan
pelibatan sejumlah RT dan RW, sehingga proses digitalisasi desa ini bisa
berjalan baik.
"Mahasiswa diharapkan tidak bekerja sendiri, melainkan
melakukannya secara partisiatif dengan masyarakat," papar rektor UIN
Bandung yang baru terpilih kembali tahun periode 2019-2023 itu.
Tantangan mengiput data pada masing-masing desa akan berbeda satu
sama lain. Jika data yang akan diinput belum ada sama sekali, lakukan pelibatan
aparat Desa.
"Tugas Anda memfasilitasi desa untuk menginput, bukan tugas
sendiri mahasiswa. Dampingi petugas Desa yang akan menginput data tsb. Jika,
data di desa belum ada, ajak kepala desa untuk memberikan arahan, misalnya
melibatkan RT dan RW setempat atau ada tim yang dibuat khusus untuk itu. Saya
kira Anda akan cerdas sendiri menghadapi kasus perkasus setiap Desa. Intinya
libatkan warga atau aparat Desa setempat yah, jangan kerja sendiri,"
pungkas rektor kepada mahasiswa peserta KKN.[rls/IS]
Sumber dan foto: Humas UIN SGD Bandung
No comments
Post a Comment