BANDUNG - Hal yang menarik dari dedaran acara di Ruang Serba Guna
Gedung 2 Rektorat Unpad pada 17 September 2019, sejatinya ini merupakan
pemilihan rektor Unpad ulangan. Pemilihan rektor Unpad sebelumnya, sempat
kandas pada tahapan 3 calon rektor rektor: Atip Latipulhayat, Aldrin Herwany,
dan Obsatar Sinaga.
Merunut pemberitaan yang beredar kala itu Ketua MWA Unpad yang juga
Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara mengumumkan pemilihan rektor Unpad
diulang. Dasar pemilihan ulang itu melalui surat nomor R/196/M/KP.03.02/2019
(10 April 2019). M Nasir meminta MWA Unpad mengubah peraturan No 3 Tahun 2017
tentang Tata Cara Pemilihan Rektor. Yang terjadi selanjutnya, Atip Latipulhayat
melakukan gugatan.
Intinya ada dua materi gugatan, perbuatan melawan hukum yang
dilakukan penguasa - Kemenristekdikti dan MWA. Kedua, masalah perdata
karena ia mengalami kerugian immaterial. Selama pemilihan rektor enam bulan ke
belakang, pihaknya tidak menerima pemberitahuan kepastian dari MWA. Akibatnya,
jadwal akademik di dalam dan luar kampus terganggu. Bahkan, beberapa kegiatan di
luar negeri terganggu.
Secara terpisah, Atip Latipulhayat ditemui (16/9/2019) di kantornya
di Jl. Imam Bonjol No. 21 Kota Bandung, ini dua hari setelah digelar pertemuan
khusus yang digelar MWA Unpad pada Sabtu (14/9/2019) di Unpad Training Centre
Jl. Ir. H. Juanda No 4 Bandung dengan pengundang KetuaMajelis Wali Amanat
Unpad, Rudiantara yang kini menjabat sebagai Menkoimfo itu.
Mau tahu, siapa yang hadir pada pertemuan khusus yang digagas MWA
Unpad di UTC Jl. Ir. H Juanda itu, diantaranya, para tokoh Jabar itu, antara
lain: Let. Jend TNI (Purn) Solihin GP yang hadir diwakili Hilman; Acil Bimbo;
H. Dindin S Maolani, S.H; May. Jen. TNI (Pur). H. Iwan Ridwan Sulanjana; Erry
Riyana Hardjapamekas, S.E; Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi, M.Si; Ir. Sarwono
Kusumaatmadja; Drs. H. Eka Santosa’ Drs. H. Uu Rukmana, M.Si.; Hj. Popong Otje
Djundjunan; Yanuar Primadi Ruswita (Yepi); dan Komjen Pol. Dr. Drs. H Mochamad
Iriawan, S.H., M.M., M.H yang juga diwakili Hilman.
Secara eksklusif kepada redaksi sebagian besar tokoh Jabar di atas
sempat berbicara dalam nuansa ‘heart to heart’ – sangat berharap terjadi
rekonsiliasi atawa islah dengan pihak yang saat ini menggungat proses pemilihan
rektor sebelumnya yang dimulai pada era 2018. “Keluarga besar Unpad, khususnya
MWA sejak hari ini dengan sepengetahuan para tokoh Jabar yang hadir hari ini
(14/9/2019), akan mengupayakan islah dengan Pak Atip Latipulhayat. Tokh, beliau
itu kan saudara kita juga – Apapun yang terjadi kita harus bicara …” papar
Rudiantara mewakili suara yang hadir pada hari itu.
Berselang dua hari kemudian yakni Senin, 16 September 2019 redaksi
berhasil menemui Atip Latipulhayat di kantornya di Jl. Imam Bonjol 21 Bandung.
Intinya, Atip yang katanya oleh pihak tertentu di lingkungan Unpad dikatakan
bergaris “keras”, nyatanya sangat jauh dari sangkaan:
“Saya setuju, ini karena gap komunikasi para pihak. Nyatanya, saya
hingga hari ini masih sangat terbuka,” ujarnya dengan menekankan –“ Ingat lho,
gugatan saya ajukan ke PN Bandung. Itu maksudnya, untuk membuka peluang adanya
mediasi. Sya membuka kesempatan ini, hingga 4 kali, padahal biasanya cukup 3
kali saja. Nyatanya, pihak principal MWA Unpad tak pernah ada yang hadir…”
Lebih menarik lagi sebelum menutup “curhat” mendalam dari Atip
Latipulhayat itu yang katanya menutup diri dan lebih mementingkatan pendekatan
hokum – Dirinya dengan penuh kebesaran hati masih membuka pintu ‘perdamaian
demi kemaslahatan Unpad’.
“Yang jadi masalah itu bagi saya, siapa dari pihak MWA Unpad yang
menghubungi saya?” pungkasnya dengan gesturenya yang khas – penuh makna. (Harri
Safiari & Isur Suryana).
No comments
Post a Comment