BANDUNG - Sebanyak 1000 orang dari Universitas Islam Negeri (UIN)
Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung mengikuti Pengenalan Kepramukaan (Peka) tahun
2019 dari tanggal 28-29 September 2019 di Gedung Anwar Musaddad, Kampus I, Jl.
A. H. Nasution No. 105 Cipadung Cibiru Kota Bandung.
Acara yang digelar Gugusdepan 23001-23002 Gerakan Pramuka UIN SGD
ini menghadirkan narasumber: Walikota Bandung, Oded Muhammad Danial, SAP, Ketua
Kwartir Daerah Jawa Barat, Dede Yusuf Macan Effendi, ST, Rektor UIN SGD, Prof.
Dr. H. Mahmud, M.Si.
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Kepramukaan
merupakan sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan, perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.
Walikota Bandung, meminta Pramuka menjadi garda terdepan pendukung
pembangunan daerah. Pasalnya, sebagai penggerak anak muda, pramuka harus
menjadi menopang berbagai upaya pembangunan dalam konteks kepemudaan.
Walikota Bandung meminta Pramuka harus terus meningkatkan
kapasitasnya. "Milenial di era digital, tantangannya harus paham teknologi
yang berkembang. Sehingga menghasilkan inovasi," kata walikota yang paling
suka dipanggil Mang Oded itu.
Menurutnya, jika zaman ini masyarakat tak melek teknologi, alhasil
akan tertinggal. Karena, hampir semua aktivitas kali ini menggunakan
teknologi. "Hari ini tanpa inovasi, pasti ketinggalan. Nanti bagaikan
punya HP (Handphone) kesingnya jadul. Ketinggalan pasti," tuturnya.
Mang Oded menambahkan, yang perlu dipahami itu adanya kolaborasi
antara pemuda dengan pemerintah. Ia yakin, kolaborasi mampu memajukan gerakan
yang telah diprogramkan, khususnya kegiatan sosial.
"Perlu ada penguatan kolaborasi dalam membangun network.
Pramuka harus melek teknologi, ini sebagai pendukung untuk kolaborasi dan
inovasi," tandasnya.
Penggerak Sosial
Sementara itu bagi Dede Yusuf keberadaan Pramuka di era mileneal
merupakan penggerak di bidang sosial. Artinya, dengan teknologi sebagai
pendukungnya, pramuka harus tetap bisa menggerakkan jiwa dan raganya untuk
membantu.
"Keberadaan Pramuka sebagai kesadaran untuk lebih peka
terhadap kepedulian sosial. Saya yakin ini semakin besar," kata DedeYusuf.
Ia yakin, Pramuka tetap pada jalurnya yakni kerelawanan yang besar dalam
membantu masyarakat.
"Pramuka harus menjadi keteladanan. Tetap stay dalam
kerelawanan itu, Pramuka di era digital. Contohnya, ada got mampet, muncul di twitter,
banyak komen ini itu, tetapi Pramuka dengan menggerakkan kepeduliannya yakni
dengan cara membersihkan," bebernya.
Pramuka Berakhlak
Rektor UIN SGD, mengaku akan terus mendorong kegiatan Pramuka di
kampus. Karena Pramuka sebagai penggerak sosial yang positif.
"Saya minta kepada dekan untuk mengintruksikan agar masuk
gerakan Pramuka. Ketika mahasiswa berada dalam gerakan Pramuka, maka akhlaknya
bagus, kemandiriannya teruji dan prestasi belajar bagus. Tinggal bagaimana
Pramuka menyesuaikan situasi kondisi yang ada sesuai kajian bentuk
kegiatan," harapnya.
Dalam rangka mensukseskan program gerakan pramuka Kota Bandung yang
berkarakter, mandiri, kreatif, inovatif. "Segala persoalan karakter bangsa
dapat diselesaikan, jika memiliki sikap, kepribadian pramuka. Oleh karena itu,
sangat tepat jika seluruh mahasiswa ikut dan masuk gerakan pramuka," tandasnya.
Komintem terhadap kecintaan negara kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), menghargai kebhinekaan, menjunjung tinggi keragaman dan perbedaan suku,
agama tak dapat diragukan bagi gerakan pramuka.
"Saya berharap gerakan pramuka di lingkungan UIN SGD dapat
memberikan contoh dalam hal akhlak dan prestasi. Aktif di organisasi dan sukses
studi, sehingga menjadi teladan dan kebanggaan bagi mahasiswa," pesan
rektor.
Ciptakan Kader
Melalui acara Peka 2019, Ketua Gugusdepan, Dr. Saca Suhendi, M.Ag.,
berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk menciptakan kader-kader Gerakan
Pramuka yang mampu menjadi generasi penerus bangsa, yang memperjuangkan
cita-cita para pendiri bangsanya, memiliki nilai-nilai patriotisme dan
nasionalisme yang kuat.
Baginya, kesuksesan seseorang harus dimulai dari impian yang besar,
dan mampu menterjemahkan impian tersebut dalam: perencanaan yang baik (Good
Planning), aktivitas yang baik (Good Activities), relasi yang luas (Good
Human Relation), dan komunikasi yang luwes (Good Communication).
“Gerakan Pramuka dalam hal ini dapat menjadi wadah yang tepat untuk
membangun attitude tersebut," tuturnya.
Pramuka Tanpa Plastik
Ketua Pelaksana, Anton Hidayatullah-SGD menuturkan acara Peka 2019
mengambil tema lingkungan hidup yang dikemas dengan slogan Pramuka Keren tanpa
Plastik. Salah satu bukti bahwa Pramuka UIN SGD Bandung siap meringankan beban
bumi, beban yang selama ini tanpa kita sadari.
Hutan eloknya rusak seketika oleh bara keserakahan bangsanya. Laut
birunya tercemar seketika akibat kemasan plastik yang membungkus jiwa egois
bangsanya.
"Maka, hari ini Pramuka UIN SGD Bandung bersama 1000 peserta
Peka 2019 siap meringankan beban ibu
pertiwi dan hari ini juga, kami akan membentuk peserta Peka 2019 sebagai
pramuka pelopor peduli lingkungan Jawa Barat, sehingga muncullah karakter
pramuka yang abadi untuk bumi, khususnya untuk Indonesia. Save the world for
better life," paparnya.
Untuk mengembangkan kemampuan public speaking di era
milenial, kata Anton kehadiran pemateri dari Sherly Annavita Rahmi, seorang
kritis pemberani yang kini menjadi seorang influencer dan motivator yang selalu
memberikan energi positif bagi orang sekitarnya.
Kecintaannya dengan public speaking membuat Sherly
ingin mengajak milenial untuk tidak takut bersuara, sehingga
mendirikan Sherly Enlightment Academy Indonesia yang menjadi wadah bagi para
milenial untuk mengembangkan kemampuan public speaking-nya.
Acara Peka 2019 menghadirkan guest star bersama Bisma Karisma,
seorang penyanyi dan aktor Indonesia. Juga mengadakan lomba foto selfie, lomba
foto basis, lomba foto groupfie.[rls/IS]
Sumber dan foto: Humas UIN SGD
Bandung
No comments
Post a Comment