Upaya meningkatan kualitas, mutu dan profesionalisme guru dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0 ini mesti memiliki empat kompetensi;
kompetitif, kreatif, kolaboratif dan komunikatif yang didasarkan pada
keimananan dan amal sholeh.
Pernyataan itu disampaikan oleh Rektor UIN SGD Bandung, Prof. Dr.
H. Mahmud, M.SI saat menyampaikan materi pada acara Kuliah Umum dan Orientasi
PPL (praktik profesi lapangan), Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan (FTK) yang dipandu oleh Dekan FTK, Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah. M.
Ed, di gedung Anwar Musaddad, Kampus I, Jl. A. H. Nasution No 105 Cipadung
Cibiru Kota Bandung, Rabu (16/10/2019).
Ajaran Islam telah mengajarkan kompetisi yang dimiliki seorang
muslim. Surat Al ‘Ashr. Demi masa, Demi waktu. Mengajarkan kita untuk
menghargai zaman yang dilandasi dengan keimanan, ketakwaan baru menghadirkan
karya, amal shaleh dengan cara kompetitif, kreatif, kolaboratif dan
komunikatif.
“Mari kita pertontonkan segala bentuk kebaikan, karya, prestasi
dengan memberikan keteladanan, panutan, uswah, sehingga kehadiran kita di kelas
sangat dirindukan anak didik, bukan malah sebaliknya, dicaci maki,
dibenci," tegasnya.
Rektor menceritakan pengalaman pribadinya saat guru, dosen
memberikan materi yang dirindukan siswa, mahasiswa. "Setiap Pa E.Z.
Muttaqien menyampaikan bahan kuliah di kelas sangat inspiratif, aktual,
ilustrasinya sangat mudah dipahami. Ketika saya tanya apa rahasia. Beliau
menyampaikan belajarlah teori mengajar, seperti apa yang diperintahkan Qur'an.
Sebelum mengajar lakukan; Pertama, bangun malam hari untuk melaksanakan shalat
tahajud. Kedua, selesai tahajud itu, memperbanyak bacaan al-Quran. Setelah itu,
baru mempersiapkan materi bahan ajar," ujarnya.
Menurutnya, untuk meraih kesuksesan hidup diperlukan ikhtiar
lahir-batin yang sungguh-sungguh, selain mencari ilmu seluas-luasnya, juga
harus menghormati kedua orang tua dan berbakti kepada guru serta dosen yang
telah banyak membimbing dan mengarahkan mahasiswanya menjadi cendekiawan.
“Ibarat roda dalam kendaraan, antara ban di roda depan dan belakang
harus sejalan, beriringan, sehingga keduanya sama-sama berhasil sampai ketempat
tujuan. Untuk itu, saya titip kedua potensi yang mengedepankan ikhtiar
lahir-batin itu tidak bisa dipisahkan, seperti halnya ban kendaraan, satu
kempes tidak bisa berjalan dengan lancar, mulus sampai tujuan. Jadi keduanya
harus beriringan, sejalan dalam meraih kesuksesan,” paparnya.
Untuk menjadi guru agama yang membanggakan, profesional tidak hanya
cukup menguasai ilmu kependidikan, memiliki empat kompetensi (kompetitif,
kreatif, kolaboratif dan komunikatif), tetapi harus bersumber dari keimanan
yang kuat dan mengamalkan amal sholeh.
"Iktiar lahir pasti diajarkan oleh para dosen, dengan ikut dan
masuk kuliah program PPG setiap hari. Akan tetapi ikhtiar batin, dengan rajin
melaksanakan tahajud, membaca Quran, mendoakan orang tua, guru, dosen harus
ditanamkan dan dilakukan secara pribadi," tandasnya.
Mengingat tantangan mengajar era digital ini sangat berbeda
zamanya. Untuk menjadi guru profesiolan dalam mengajarkan agama Islam di era
4.0 itu harus mempu mengaktualisasi Qur'an dan Hadits sesuai bahasanya.
"Al-Quran, hadits tetap tidak dirubah. Namun, jelas
pesan-pesan Qur'an itu sesuai kebutuhan, semangat zamannya, sehingga anak-anak
milenial tertarik, bukan meninggalkan sumber pedoman kehidupan. Oleh karena
itu, jadilah guru profesional yang selalu dirindukan anak didik ketika datang
ke kelas, karena dalam mengajar selalu menggabungkan pendekatan lahir batin,
dengan memiliki empat kompetensi yang bersumber dari Al-Quran, hadits,"
pesannya.
Acara kuliah umum dan orientasi PPL yang diikuti 536 peserta ini
menghadirkan narasumber; Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag., (Wakil Rektor I
bidang Akademik), Dr. H. Tedi Priatna, M.Ag., (Wakil Rektor II bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan), Dr. H. Ah. Fathonih, M.Ag.,
(Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Alumni), Prof. Dr. Hj. Ulfiah,
M.Si., (Wakil Rektor bidang Kerjasama, Kelembagaan dan Pengembangan).
Hadir Dr. H. Dindin Jamaluddin, M.Ag (Wakil Dekan I Bidang
Akademik), Dr. Hariman Surya Siregar, M.Ag (Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan), Drs. Mumu Abdurrahman, M.Pd (Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama) dalam acara kuliah umum PPG
angkatan 2019.
Diakui, Dr. Tedi, peran guru sudah mulai tergeser karena kemajuan
teknologi. "Sebagai contoh nyata mengajarkan anak kita untuk baca Qur'an
itu mudah, gampang, tinggal ikut paket belajar baca Qur'an cepat, tapi untuk
membiasakan membaca Quran itu yang tidak mudah. Betul Youtube mewakili untuk
belajar, tapi membiasakan anak sholat persoalan lain," keluhnya.
Dalam urusan memberikan nilai, membangun karakter hanya bisa
ditemukan pada sosok guru, dosen. "Untuk membiasakan sholat, baca Qur'an
harus adanya suri tauladan, uswatun hasanah yang ada pada guru. Peran inilah
yang tidak ditemukan, melekat pada teknologi," tegasnya.
Baginya, teknologi tidak bisa meninggalkan peran guru. "Hanya
guru yang kreatif yang bisa menggunakan dan mengendalikan kemajuan
teknologi," paparnya.
Ihwal pelaksanaan PPL ini, Ketua Jurusan PPG, Dr. Asep Nursobah
yang didampingi Sekretaris Jurusan PPG, Nurhamzah, M.Ag., menuturkan jadwal PPI
akan dimulai dari tanggal 24 Oktober 2019 sampai dengan 08 November 2019 yang
tersebar di Sekolah, Madrasah yang berada di Kota dan Kabupaten Bandung.
Mudah-mudahan dengan adanya kuliah umum dan orientasi ini,
"dapat memberikan motivasi, dorongan, semangat untuk berbagi pengalaman
mengajar dan berusaha dalam meningkatkan kualitas dan mutu guru agar
profesional, membanggakan," pungkasnya.[rls/IS]
Sumber dan foto: Humas UIN SGD
Bandung
No comments
Post a Comment