BANDUNG - Dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Inggris
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yakni Alima
Nur Rosyida dan Siti Nurhayati berhasil mempresentasikan papernya dalam acara
Seminar tentang Penerjemahan, Linguistik Terapan, Susastra, dan Ilmu Budaya
(STRUKTURAL) 2019 yang diselenggarakan Fakultas Humaniora, Universitas Dian
Nuswantoro (UDINUS) Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 30 November 2019.
Dekan FAH, Dr. H. Setia Gumilar, M.Si, didampingi Ketua Prodi
Sastra Inggris, Dr. Andang Saehu, M.Pd, menjelaskan acara STRUTURAL 2019
bertajuk Culture and Language Studies in Disruptive Era, Dari pihak Prodi Sastra Inggris mengumumkan
informasi tentang seminar internasional ini kepada para mahasiswa dan dosen.
"Tema yang diusung oleh STRUKTURAL 2019 ini sangat menarik
untuk diikuti karena sesuai dengan eranya 4.0, terlebih pada era tersebut masih
banyak orang yang awam dan kesulitan memahami teks, fakta, dan data yang ada di
lapangan," tandas Dr. Setia, di ruang kerjanya Kampus I, Jl. A.H Nasution
No 105 Cipadung Cibiru Bandung, Selasa (03/12/2019).
Menurutnya, setelah mengikuti berbagai tahapan, pihak FAH
mengirimkan dua mahasiswa, Alima dan Siti, sebagai delegasi dari Prodi Sastra
Inggris untuk turut mendiseminasikan ilmu yang mereka dapat di bangku
perkuliahan.
Siti Nurhayati mempresentasikan topik The Meaning and Effect of
Authentic Protest Posters on People's Understanding. Topik ini mengkaji
makna-makna tersirat dalam poster-poster yang dijadikan medium dalam sebuah
demonstrasi, khususnya pada saat aksi mahasiswa dalam memprotes revisi RKUHP
pada September 2019.
"Poster yang ditemukan di sosial media dikumpulkan lalu
beberapa responden dilibatkan untuk mengetahui bagaimana makna dan pengaruh
seperti apa yang mereka rasakan," jelasnya.
Sedangkan Alima menyajikan topik Perception as Reality in Thomas
Pynchon's The Crying of Lot 49. Dalam presentasinya Aima menganalisis bagaimana
persepsi bisa dianggap sebagai realita oleh individu melalui analisis karakter
Oedipa Maas dalam novel The Crying of Lot 49 oleh Thomas Pynchon.
"Banyaknya informasi terfragmentasi yang diperoleh dalam waktu
yang cukup cepat dapat mengganggu pengambilan kesimpulan, sehingga menjadikan
individu membangun realita berdasarkan perspepsinya. Hal ini identik sekali
dengan masyarakat posmodern di era disruptif," paparnya.
Baginya, kehadiran dua mahasiswa Prodi Sastra Inggis yang mengikuti
kegiatan Struktural 2019 itu diharapkan dapat memberikan motivasi, dorongan
kepada mahasiswa, dosen untuk terus mengingkatkan kualitas dan mutu
pembelajaran di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) dalam rangka
menyiapkan Akreditasi dari AUN-QA.
Prodi Sastra Inggris, mewakili Fakultas Adab dan Humaniora (FAH)
dipersiapkan menuju akreditasi AUN-QA dengan syarat kurikulum yang berlaku
harus OBE (Outcome-Based Education), pendidikan yang berbasis capaian
pembelajaran."Ini menjadi bukti atas prestasi mahasiswa yang dapat
mengharumkan kampus di kancah internasional dan sambil berusaha untuk mencapai
tahapan-tahapan menuju akreditasi AUN-QA," tegasnya.
Mengenai kesan terhadap kegiatan seminar internasional ini, Alima
dan Siti mengatakan untuk menjadi presenter di sebuah seminar internasional,
bertemu dengan para akademisi dari berbagai kota dan universitas, tentunya menjadi
momen yang tidak akan pernah kami lupakan.
"Rasanya ingin terus belajar
lebih fokus lagi di bidang yang saya minati untuk kemudian berkontribusi lebih
banyak melalui penelitian-penelitian lainnya. Bahkan Alima merasa ketagihan
untuk terus dan terus mengasah kemampuannya melalui kegiatan-kegiatan akademik
seperti ini," ujarnya.
Bagi Alima dan Siti sangat merasakan manfaat yang diperoleh setelah
mengikuti acara STRUKTURAL 2019, mulai dari memperoleh tambahan wawasan, relasi
baru, sampai ajang peningkatan kemampuan berbahasa seperti public speaking dan
academic writing.
Alima menyebutkan salah satu manfaat yang dia rasakan itu
memperoleh networking untuk berkolaborasi melakukan penelitian terkait
penerjemahan. "Saya sangat berharap semoga dengan semua pengalaman yang
didapat dari seminar tersebut bisa terus memotivasi mereka untuk terus belajar
dan mengeksplorasi bidang yang diminati, sehingga akan ada penelitian
selanjutnya yang bisa dilakukan," tandasnya.
"Dukungan dari pihak kampus terhadap kegiatan seperti ini
sangat didambakan, sehingga akan lebih banyak mahasiswa yang produktif dalam
melakukan sebuah penelitian yang memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi
masyarakat," pungkasnya.[rls/IS]
Disadur dari sumber dan foto: Humas UIN SGD Bandung
No comments
Post a Comment