BANDUNG - Gaung AUN-QA sudah mulai membuat warga Fakultas Adab dan
Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung merasa tertantang. Mampukah FAH mempersiapkan
kehadirannya? Siapkah salahsatu Jurusan yang ada di FAH menyambut dan
mengeksekusi AUN-QA?
Dekan FAH, Dr. Setia Gumilar, M.Si mendelegasikan seluruh kepala
jurusan dan sekretarisnya (SI, BSA, dan SPI) dengan didampingi Kepala
Laboratorium Fakultas Adab dan Humaniora untuk melakukan benchmarking persiapan
AUN-QA ke Prodi Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada 7 Desember 2019.
“Kami mendelegasikan mereka
untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang harus disiapkan untuk
menghadapi sertifikasi AU-QA” papar Dekan FAH.
Kedatangan delegasi disambut baik Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr.
Ida Farida, MLIS., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Alumni dan Kerjasama, Dr.
Halid, M.Ag., dan Dr. Awalia Rahma, MA. dan Koordinator Akreditasi, Jejen
Jaenudin, S.Ag., M.Ed., L.Ed, Ph.D.
Setelah Wakil Dekan Bidang Akademik mempersilahkan Dr. Asep
Supianudin, M.Ag, pimpinan rombongan menyampaikan tujuan utama kedatangan ke
FAH UIN Syarif Hidayatullah (Syahid) yaitu untuk menggali sebanyak-banyaknya
informasi terkait hal-hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan menuju AUN-QA,
tiga narasumber dari FAH UIN Syahid membagi informasi yang sangat berharga.
Narasumber pertama, Pak Farhan mengungkapkan bahwa terdapat 11
standar yang harus dipenuhi oleh Prodi yang hendak mengajukan sertifikasi
AUN-QA.
“Apapun Prodinya yang siap bertempur di world class university
siapkanlah (1) Expected Learning Outcomes; (2) Program Specification; (3)
Program Structure and Content;(4) Teaching and Learning Approach; (5) Student
Assessment; (6) Academic Staff Quality; (7) Support Staff Quality; (8) Student Quality and Support; (9)
Facilities and Infrastructure;(10) Quality Enhancement; dan (11) Output”
paparnya. Ke sebelas standar ini saling terkait satu sama lain. Keterkaitannya
harus selalu dibuktikan dengan outcome berupa produk-produk dan
fasilitas-fasilitas yang sesuai standar internasional.
Narasumber kedua, Awalia Rahma menegaskan bahwa yang terpenting
untuk disiapkan adalah komitmen yang tinggi. "Syarat utama untuk AUN-QA
adalah komitmen yang terus menerus dilakukan dengan pihak-pihak terkait yang
diantaranya Rektor, Pimpinan Fakultas, Pimpinan Program Studi, dosen-mahasiswa,
Tendik, Staf, Alumni, dan User" paparnya.
Narasumber ketiga dari LPM, Jejen Jaenudin menjelaskan bahwa AUN-QA
bukanlah Akreditasi melainkan Sertifikasi yang bergengsi untuk diikuti.
Ketercapaiannya mengikuti sertifikasi AUN-QA menjadikan universitas diakui dunia
luar di tingkat ASEAN. Menurutnya, yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan
AUN-QA adalah SAR (Self-Assessment Report) yang tiak boleh lebih dari 50
halaman. Hal lain terpenting yaitu kesiapan Prodi dalam mendesain kurikulum
berbasis capaian (Outcome-Based Education).
Andang Saehu, Kajur SI mengungkapkan rasa penasarannya terkait
kisaran dana yang harus disiapkan untuk dapat disertifikasi AUN-QA.
“Berdasarkan pengalaman, kira-kira berapa biaya yang harus disiapkan? Tentu
informasi ini sangat berharga sebagai laporan bagi atasan kami” tandasnya.
Pak Farhan menuturkan bahwa diperlukan biaya 150 juta untuk satu
Prodi. Pak Jejen memperkuat respon dari Pak Farhan “bahkan, dapat lebih besar
dari itu, bias milyaran, karena akan ada beberapa fasilitas yang harus
disiapkan, seperti fasilitas alat kebakaran, tempat menyusui, klinik kesehatan
fakultas, CCTV, fasilitas untuk difabel, dan sebagainya” tuturnya.
Di akhir kunjungan, FAH berharap 11 standar yang diajukan tim
sertifikasi AUN-QA akan memberikan iklim baru yang lebih baik dan memberikan
kontribusi positif dan signifikan demi perkembangan UIN Bandung yang lebih baik
lagi ke arah world class university.[rls/IS]
Disadur dari rilis dan foto: Humas
UIN SGD Bandung
No comments
Post a Comment