JAKARTA - Ketua Umum Generasi Peduli Anti Narkoba (Ketum GPAN)
Brigjen Pol (P) Drs. Siswandi, adalah tokoh aktivis anti narkoba paling getol menyuarakan
upaya Indonesia Bersih Narkoba. Sehari-harinya mantan perwira tinggi kepolisian
negara ini mengupayakan agar generasi saat ini tidak terjerat narkoba.
Namun bagi mereka yang sudah terjerat narkoba, terutama pecandu dan
korban, Siswandi dengan jajaran GPAN pusat di Jakarta mengupayakan rehabilitasi,
termasuk di kalangan selebritis. Pecandu dan korban yang ditangkap polisi dan
divonis majelis hakim agar tidak dihukum penjara, tetapi direhabilitasi. Bagi pecandu
maupun korban yang belum tertangkap polisi disarankan untuk segera bertobat dan
berobat.
Di sisi lain, Siswandi yang pernah menjadi petinggi di Badan
Narkotika Nasional (BNN) itu, tidak memberi sikap santun terhadap bandar,
sindikat, maupun mafia narkoba. Terbukti pihaknya sering mendesak pemerintah
agar segera mengeksekusi terpidana narkotika dengan vonis mati.
"Persoalannya, DPR RI yang seharusnya mewakili kepentingan
bangsa dan generasi muda, kok tidak pernah bersuara lantang soal narkoba
ini," kata Siswandi kepada sejumlah wartawan melalui android di Jakarta,
Senin (20/01/2020).
Ribut kasus Jiwasraya maupun kasus ASABRI, ramai-ramai DPR RI membuat
panitia kerja (panja), bahkan membuat panitia khusus (pansus). Padahal, lanjut
Siswandi, pemerintah bekerja dengan progresif dan jelas.
"Bahkan menteri BUMN telah mencari solusi akan mengganti dana
nasabah Jiwasraya awal Maret 2020 nanti, sehingga akan menggelontorkan anggaran
Rp2 Triliun untuk nasabah," tambah Siswandi.
Siswandi sangat menyayangkan sikap dewan saat ini. "Kenapa DPR
RI tidak membuat Panja maupun Pansus terhadap kasus narkoba? Tanyakan kepada
pemerintah --dalam hal ini jaksa agung-- bagaimana sikapnya terhadap hukuman
mati yang sudah inkrah terhadap napi narkoba. Ada apa?" tanya Siswandi
dengan nada tegas.
Panja atau Pansus narkoba sangat dibutuhkan oleh aktivis anti
narkoba. "Panja atau Pansus narkoba jauh lebih bermanfaat untuk menyelamatkan
generasi dari kematian sia-sia akibat narkoba. Kok semua diem ya?" kata
Siswandi.
Kasus narkoba saat ini sudah bukan lagi kasus masalah enteng.
GPAN mencatat pelaku kejahatan narkoba telah mengakibatkan matinya anak-anak
bangsa dalam jumlah sangat besar. Setidaknya 50 orang setiap hari.
"Apakah dewan masih memungkiri kondisi seperti ini," kata
Siswandi sambil berharap agar dewan tidak mendukung menjamurnya sindikasi
narkoba ke desa-desa yang korbannya anak SMP, SD bahkan anak-anak santri di
pesantren.(isur)
No comments
Post a Comment