Ir. Dody
Rahardi (Pengamat politik Kabupaten Bandung) ----
MEMBACA pro-kontra terkait dukungan politis terhadap pasangan calon Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten Bandung dari PKS dan Demokrat, dengan terbitnya nama pasangan
calon Gungun dan Dony Mulyana yang diangkat dengan singkatan GUNDALA, sungguh
sangat menarik. Ini adalah fenomena trending topic medsos hari Senin (6/1/2020),
yang akan menjadi tanda-tanda kemenangan perubahan, bagi Masyarakat Kabupaten
Bandung.
Perubahan di Kabupaten
Bandung adalah satu keniscayaan, walau kita semua mengetahui, betapa kuatnya
Partai Golkar berkuasa di Kabupaten Bandung dengan politik dinastInya; Obar
Sobarna sepuluh tahun berkuasa, kemudian Menantunya Obar, Dadang Naser sepuluh
tahun berkuasa lagi, dan sekarang naga-naganya Golkar percaya diri akan
mencalonkan isterinya Dadang Naser, Kurnia Agustina (Nia), namun demikian
apakah 2020 masih bisa bertahan kekuatan dinasty ini?
Dunia berputar,
dari atas akan ke bawah, dan dari bawah akan ke atas, hukum alam dan logika
pasti perubahan kekuatan politis pun akan menemukan momentumnya seiring dengan
rasa bosan dari masyarakat Kabupaten Bandung itu sendiri.
Bukan
kepemimpinan dinasti itu buruk, namun dalam alam demokrasi, akan selalu ada
kepastian perubahan, di Amerika Serikat sendiri sebagai Bapak Moyangnya Demokrasi,
tidak pernah Partai Republik berkuasa terus, atau sebaliknya Partai Demokrat
yang berkuasa terus. Karena Rakyat terbukti pada akhirnya selalu merasa bosan,
jika pemimpinnya hanya itu-itu lagi.
Selangkah lagi
GUNDALA akan deklarasi, walaupun Pro-kontra terlihat di posisi Wakil Bupati,
yang mana pergolakan Partai Demokrat terjadi, karena belum ada kepastian nama
yang ditetapkan DPC Partai Demokrat dalam MoU Koalisi antara PKS dan Demokrat
Semua tahu,
demokrat mempunyai kader terbaiknya, selaku pengurus DPP Partai Demokrat
sendiri, yang 2015 menjadi Calon Wakil Bupati dari Partai Demokrat, dialah Ir.
Dony Mulyana Kurnia (DMK), jebolan Teknik Arsitektur ITB seangkatan Ridwan
Kamil, saat ini menjabat Wakil Ketua Umum KADIN JABAR, dan sudah pasti DMK
mempunyai keunggulan elektabilitas dan popularitas dibanding calon-calon
lainnya. Dari sisi popularitas dan elektabilitas DMK nomor satu di Partai
Demokrat dalam kancah PILKADA Kabupaten Bandung, yang akan digelar tahun 2020
ini.
Klaim para
pendukung Dony, dengan mengangkat nama Paslon GUNDALA, sebenarnya merupakan
porsi yang adil bagi Partai Demokrat, karena sangat wajar dalam MoU yang baik,
partai koalisi yang dibangun hanya dua partai ini, punya porsi yang jelas,
tegas dan tidak mengambang. PKS dengan jumlah kursi sepuluh dewan, punya calon
Bupati Gungun dan Demokrat dengan jumlah kursi lima dewan punya calon Wakil
Bupati Dony Mulyana. Adil, seimbang, sederajat, menjadi satu kesatuan GUNDALA.
PKS dan
Demokrat perlu percaya diri dengan memajukan Kedua tokoh Teknokrat dari ITB
ini, sungguh merupakan harapan baru bagi Masyarakat Kabupaten Bandung, terlepas
dari partai-partai lainnya ikut mendukung atau pun tidak. Karena kekuatan
politis di PILKADA adalah lebih pada kekuatan figure, banyaknya perahu
pendukung sudah terbukti berulang kali, tidak menjamin untuk kemenangan.
Dalam koalisi
yang adil dan seimbang, bukan satu partai menegasikan teman koalisinya, yang
hanya dijadikan sub-ordinasi dukungan terhadap Calon Bupati saja. Tapi kedua
partai koalisi dalam koalisi yang baik, seharusnya saling mendukung kokoh dan
pasti untuk eksistensi satu sama lain bagi teman koalisinya.
Terlepas
setelah GUNDALA eksis, akan ada teman koalisi tambahan, namun demikian porsi
yang adil dan terhormat tetap Partai Demokrat harus punya porsi yang jelas dan
tegas, sebagai partai pengusung Calon Wakil Bupati dari PKS, dan nama Calonnya
juga yang terbaik sudah Eksist. Sama halnya seperti eksistensi Calon Bupati
dari PKS.
Selamat kepada
GUNDALA, ditunggu segera deklarasinya, dan mudah-mudahan harapan perubahan di
Kabupaten Bandung bisa tercapai dengan kemenangan GUNDALA. Aamiin YRA.
No comments
Post a Comment