BANDUNG - Istimewanya wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
Gunung Djati (SGD) Bandung ke-77 kali ini dihadiri Staf Khusus Presiden Republik
Indonesia, Aminuddin Ma'ruf. Ia menjadi
pusat perhatian seluruh hadirin saat mulai berorasi ilmiah di Gedung Anwar
Musaddad, Jl. A. H. Nasution No 105, Cipadung, Cibiru Kota Bandung, Minggu
(19/01/2020).
Dengan lantang, Aminuddin yang masih berusia 30 tahun itu berorasi di
hadapan 1.256 wisudawan yang berasal dari: Fakultas Ushuluddin 144 orang;
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 230 orang; Fakultas Syari’ah dan Hukum 255
orang; Fakultas Dakwah dan Komunikasi 113 orang; Fakultas Adab dan Humaniora
134; Fakultas Psikologi 39 orang; Fakultas Sains dan Teknologi 147 orang;
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 145 orang; Program Magister 29 orang dan
Program Doktor 30 orang.
Aminuddin menjelaskan lima strategi kepemimpinan Joko Widodo dan
Ma'ruf Amin; pertama, Pembangunan sumber daya manusia; Kedua, Pembangunan
infrastruktur; Ketiga, Penyederhanaan segala bentuk kendala regulasi; Keempat,
Penyederhanaan birokrasi; Kelima, Transformasi ekonomi.
"Dalam kesempatan ini, hanya satu yang akan saya sampaikan.
Untuk menjadikan SDM yang unggul. Tidak semua teman-teman kalian bisa menikmati
akses pendidikan tinggi. Anda adalah alumini UIN yang punya beban lebih
dibanding alumni perguruan tinggi umum. Bebannya bukan hanya pada keilmuannya
saja, tapi anda, adik-adik yang sudah menjadi alumni UIN punya beban yang
lebih, Apa tanggung jawab moral keagamaan ada pada pundak Anda. Selain,
tanggung jawab keilmuan yang Anda miliki hasil dari belajar selama empat atau
lima tahun,” papar Aminuddin.
Ia mengingatakan dalam paparan yang cukup panjang kepada lulusan
UIN SGD Bandung: “Sebagai alumni jangan minder, kita sebagai anak alumni Pondok
Pesantren gak boleh merasa minder dengan siapa pun, karena kita bisa,
tergantung mau atau tidak. Saya sampaikan tahun ini saja, bagi sahabat-sahabat,
teman-teman, adik-adik, kawan-kawan, yang ingin melanjutkan studi ke luar
negeri, saya berharap alumni UIN Sunan Gunung Djati yang sebanyak 1.256. Hari
ini udah sebagian jangan terlalu banyak yang ingin jadi PNS, jangan
banyak-banyak yang mau bekerja di sektor formal, tapi kuliah dulu, kalau bisa
ke luar negeri. LPDP tahun ini ada Rp1,8 triliun yang disediakan oleh
pemerintah untuk kalian melanjutkan studi ke luar negeri. Manfaatkan itu,
jangan sampai kita sebagai generasi muda Islam, kita sebagai pengembang
pengembang dakwah Islam Ahlussunnah Wal Jamaah, dakwah Islam moderat, pada saat
dihadapkan pada kompetisi dan kompetensi yang harus dimiliki, kita tidak bisa
berbuat apa-apa. Kita harus menjadi generasi Islam yang Ulul Albab, karena kita
yakini semua derajat kita juga akan diangkat, kalau kita punya ilmu yang cukup."
Caranya dengan mengakses program LPDP, “Nanti kita akan buat
bekerja sama untuk mencari bibit-bibit unggul dari UIN. Anda alumni UIN yang
berminat kuliah ke luar negeri segera persiapkan diri untuk meraih generasi Ulul
Albab,” jelasnya.
Keilmuan Berbasis Takwa
Sementara itu dalam kata sambutannya rektor Prof Dr H Mahmud, MSi bercerita,
suatu ketika, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai
Rasulallah, tunjukkan kepadaku bagaimana caranya saya menambah dan meningkatkan
kualitas ilmu saya?” Lalu Rasulullah saw. menjawab, jika kamu ingin menambah
dan meningkatkan ilmu, maka tingkatkan ketakwaanmu kepada Allah SAW.
“Jika saya yang ditanya oleh mahasiswa tentang apa saja yang bisa
meningkatkan kualitas ilmu, maka akan saya jawab teruslah kuliah, selesaikan
S1, S2, dan S3. Tetapi Rasulullah menjawabnya dengan sangat tegas, jika kita
ingin menambah ilmu pengetahuan, maka semakin bertakwalah kepada Allah. Ini
sesuatu yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Ketakwaan seseorang, lanjutnya, selain menambah kualitas dirinya di
hadapan Allah SWT, juga menjadi pemicu utama meningkatnya ilmu pengetahuan.
Semakin seseorang bertakwa kepada Allah,
“Oleh karena itu, saya berpesan kepada seluruh wisudawan hari ini,
baik S1, S2, maupun S3, bertakwalah kepada Allah SWT di mana pun dan kapan pun.
Idealnya, semakin bertambah ilmu pengetahuan seseorang, harus semakin tinggi
ketakwaannya kepada Allah SWT, buikan sebaliknya,” pesannya.
Rektor menegaskan, ilmu pengetahuan akan berkorelasi dengan amal.
Sedangkan amal merupakan indikator dari meningkatnya keimanan. Sementara orang
yang imannya meningkat, akan berbanding lurus dengan meingkatnya akhlak. Itulah
sebabnya, wisudawan UIN SGD Bandung yang notabene merupakan lulusan perguruan
tinggi keagaam Islam harus mampu menunjukkan kearifan dan akhlak yang baik di
hadapan masyalat.
“Ilmu yang didapatkan oleh lulusan UIN SGD Bandung, bukan sekedar
harus bermanfaat bagi diri dan keluarnya, melainkan harus semakin bermanfaat
bagi orang lain. Sebagaimana yang ditunjukkan Rasulullah SAW bahwa manusia
terbaik yakni manusia yang bermanmfaat bagi orang lain. Inilah bagian
terpenting dari Tridarma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat,”
tegasnya.
Pada wisuda ke-77 ini Rektor menetapkan wisudawan peraih pujian
kelulusan dengan IPK tertinggi sebanyak 5 lulusan dan 1 wisudawan yang hafal 30
juz Al-Quran.
Farida Hayu Pramethi, S.Psi, Jurusan Psikologi dengan IPK 3,77;
Iwan Rusmawan, M.Pd Program Magister Pendidikan Agama Islam dengan IPK 3,88; M
Nurpahmi Himayat, M. Pd, Program Magister dengan IPK 3, 93; Dr. Zulbaidah,
program Doktor Hukum Islam dengan IPK 3, 83; Dr. Diana Parid, Program Doktor
Hukum Islam dengan IPK 3, 83; H. Mohammad Rifat Albanna, S.Ag, Jurusan Ilmu
Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin hafal 30 juz Al-Quran.[rls/IS]
Humas UIN SGD Bandung
No comments
Post a Comment