(BERDASARKAN
SURAT FATWA MUI NO. 28 TAHUN 2020)
Laporan: MHK,
Sie Dakwah dan Pendidikan DKM Mukhlishiina Lahuddiin
INTRONEWS - Wakil Ketua Umum MUI Muhyidin Junaidi
menyampaikan, solat idul Fitri 1441 H bisa dilakukan secara berjamaah seperti
biasanya. Berdasarkan surat Fatwa MUI Nomor 28 Tahun 2020 bahwa pelaksanaan solat
idul fitri boleh dilaksanakan berjamaah di lapangan, masjid, musola, atau
tempat lain oleh umat muslim yang berada di kawasan sudah terkendali pada saat 1
Syawal 1441 H.
Kawasan
sudah terkendali yang dimaksud adalah kawasan yang angka penularan Covid-19 menunjukan
kecenderungan menurun, dan adanya kebijakan kelonggaran aktivitas sosial yang
memungkinkan terjadinya kerumuman berdasarkan ahli yang kredibel dan amanah.
Lalu solat
berjamaah secara normal juga bisa dilakukan masyarakat yang berada di kawasan
terkendali atau kawasan bebas Covid-19 dan diyakini tidak ada penularan
(Kawasan pedesaan atau perumahan terbatas yang homogen, tidak terkena Covid-19
dan tidak keluar masuk orang).
"Meskipun
demikian solat idul fitri baik di masjid maupun di rumah harus tetap
melaksanakan protokol kesehatan dan mencegah terjadinya potensi penularan
dengan memperpendek bacaan solat dan pelaksanaan khutbah," tulis Fatwa
tersebut.
Bertindak
sebagai Imam dan khotib Dr. H. Hasan Basri, MAg yang merupakan Dosen
Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Dalam
isi khutbahnya, Hasan Basri menyampaikan
makna terdalam dari Taqwa pada saat Idul Fitri, yaitu:
1. Menggapai
Taqwa.
- orang yang
berpuasa akan meninggalkan apa yg Allah larang, untuk lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT;
-orang yang
berpuasa akan merasa Allah selalu mengawasinya;
-orang yang
berpuasa akan semangat melakukan amalan-amalan ketaatan.
2. Hikmah di
balik meninggalkan syahwat dan kesenangan dunia
-dengan berpuasa
jiwa akan lebih dapat dikendalikan;
-hati akan
menjadi sibuk memikirkan hal-hal baik dan sibuk mengingat Allah SWT;
-dengan
menahan diri orang akan dapat merasakan apa dirasakan orang yang serba
kekurangan, sehingga menjadikannya pandai bersyukur atas nikmat yang telah
Allah berikan kepadanya;
-dengan
berpuasa akan mempersempit jalannya darah, sementara setan berada pada jalan
darahnya manusia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya setan
mengalir dalam diri manusia pada tempat mengalirnya darah"
3. Beranjak
menjadi lebih baik
-puasa akan menjadi
sia-sia jika masih diisi dengan perbuatan-perbuatan buruk, ketika keluar bulan
Ramadlan seharusnya setiap insan menjadi lebih baik dibanding bulan sebelumnya.
4.
Kesempatan untuk saling berkasih sayang dengan si miskin dan merasakan
penderitaan mereka yang akhirnya dapat menjadikannya bersikap lemah lembut
terhadap sesama dan berbuat baik kepada mereka.(*)
No comments
Post a Comment