INTRONEWS
- Tiga Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung raih tiga penghargaan pada
Festival Pancasila bertajuk "Implementasi
Nilai-Nilai Pancasila di tengah Covid-19" yang diselenggarakan DPRD Provinsi
Jawa Barat dalam rangka Parlemen Mengabdi, 26 Mei – 29 Juni 2020.
Ketiga mahasiswa itu Yangyang
A. Hidayah, Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Fakultas Ushuluddin (FU)
meraih juara 2 kategori lomba meme; Revani Nur Hasanah, Jurusan Matematika
Fakultas Sains dan Teknologi (FST) menjadi juara 3 kategori lomba meme;
Fathiyatulhaq Shafna Salsabila, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) menyabet juara 3 kategori lomba speech
contest.
Untuk civitas akademika UIN
Sunan Gunung Djati Bandung hubungan antar Pancasila, NKRI dengan agama sudah
final. Agama dan Pancasila telah terjadi saling dukung dan saling menguatkan.
Pancasila mengakui agama dan juga agama mengapresiasi nilai-nilai Pancasila.
Pancasila memberi ruang yang
luas bagi agama. Nilai ketuhanan yang terkandung dalam Pancasila adalah inti
ajaran agama. Sementara itu agama menilai positif pada isi Pancasila karena
tidak bertentangan dengan doktrin agama.
Rektor UIN Bandung Prof Dr H
Mahmud MSi menjelaskan, "Jangan ragukan komitmen keagamaan dan kebangsaan
kami. Bagi kami, Pancasila, NKRI harga mati itu adalah keharusan, bukan
pilihan. Kami memiliki komitmen untuk menjadi garda depan membangun moderasi
Islam. Alhamdulillah, ketiga mahasiswa kami membuktikannya dengan meraih
juara pada Festival Pancasila. Selamat bagi para juara, tetap tawadhu sambil
terus menebarkan kebaikan dengan segala potensi yang dimiliki masing-masing
untuk memberikan manfaat bagi diri, keluarga dan kampus tercinta," tandasnya,
Ahad (05/07/2020).
Wakil Rektor III, Prof. Dr. H.
Ah. Fathonih, M.Ag menambahkan, "Saya menyampaikan apresiasi atas prestasi
teman-teman mahasiswa yang sudah mengharumkan nama lembaga di tengah pandemi
covid 19 ini. Jangan karena pandemi ini kita tidak bisa berbuat sesuatu untuk
orang lain. Terus berkarya," ungkapnya.
Yangyang mengaku proses
pembuatan meme, "Pertama nyari tau dulu, kaya searching. Meme itu apa,
meme itu yang kaya gimana, terus bedanya meme sama komik apa. Soalnya saya baru
pertama kali bikin meme. Biasanya suka desain biasa aja," paparnya.
Inspirasinya muncul ketika membaca
Bank soal karya Almarhum Abahnya. Kemudian awalnya itu bikin meme agak ragu
juga ketika harus diaplikasikan ke Pancasila. "Karena kebanyakan meme kan
sindiran, jadi saya nyoba ngemasnya makna memenya ada edukasinya juga dapet.
dan tema yang disajikan oleh panitia pun masuk," jelasnya.
Saat dinyatakan juara, "Alhamdulillah.
Gak nyangka aja, soalnya karena baru pertama kali bikin meme, dan ikut juga
ingin menambah pengalaman. Ditambah saya ikutan lomba 2 cabang. Vidio dan meme.
Padahal saya lebih percaya dirinya dibagian vidio bukan meme. Ditambah waktu
pengumuman itu saya baru sampe kost, karena besoknya mau tugas di UIN buat
Check Point. Nyampe kost langsung ditelfon sama sodara kalo saya juara 2 meme.
Gak percaya aja karena saya gak diundang ke gedung DPRD kaya peserta yang lain.
Pas kesana ternyata bener saya menang," unarnya.
Dekan Fakultas Ushuluddin Dr
Wahyudin Darmalaksana MAg mengapresiasi prestasi mahasiswanya. Angkatan ini
merupakan generasi hebat. Berjuang dan berkarya dalam kondisi pandemik. Meski
berbeda dengan situasi normal, namun mereka tetap berkreasi.
“Saat ini era pembelajaran
universal, mahasiswa diberi kebebasan memahami konten secara totalitas.
Fakultas hanya memfasilitasi dan memverifikasi pemahaman dan kecerdasan. Konten
apa pun mudah diakses, siapa pun bisa tetap kreatif dan inovatif. Mahasiswa
harus didorong untuk mengembangkan kapasitas skill tanpa batas. Selamat buat
Yangyang yang telah meraih juara 2 meme," ujarnya.
Ketua Jurusan AFI, Dr Neng
Hannah MAg turut berbangga atas capaian prestasi mahasiswanya. Informasi
Festival Pancasila 2020 yang diselenggarakan DPRD Jabar disosialisasikan oleh
Wadek 3.
"Sebagai Kajur saya
menyampaikan kepada seluruh mahasiswa AFI lewat WhatsApp grup kelas. Yangyang meresponi
dan mengikuti dua kategori lomba yaitu lomba video dan lomba meme.
Alhamdulillah Lomba meme bisa meraih juara 2 meme di festival ini. Hal ini
cukup membuat saya bahagia karena menambah catatan prestasi jurusan AFI yang
bisa mempengaruhi dipertahankannya akreditasi A yang sudah diperoleh,"
tuturnya.
Bagi Fate, panggilan akrab
Fathiyatulhaq menuturkan "mengetahui perlombaan ini sekitar 25 Mei,
kemudian beberapa hari mencari, membaca dari berbagai sumber seputar
nilai-nilai pancasila dan Covid-19. Kemudian membuat naskah, revisi beberapa kali
bertanya kepada kedua orangtua, menganalisis kembali dari sumber-sumber hingga
naskah yang Fate buat dirasa pas,” ujarnya.
Setelah 5 hari menyiapkan
naskah, Fate melakukan pengambilan gambar, karena lomba pidatonya sendiri
dilakukan secara virtual. “Tanggal 30 Mei take video speech, kemudian
sambil belajar mengedit video sendiri. Dan 2 Juni upload video ke youtube,"
ungkapnya.
Perlombaan dilakukan melalui platform
Youtube dan seperti lomba-lomba virtual, salah satu syaratnya harus memperoleh
penonton dengan jumlah besar. Fate pun melakukan ikhtiar agar videonya disukai
dan ditonton banyak netizen.
“Selama 3 minggu lebih fate
ikhtiar dengan share link Youtube memohon doa dan dukungan kepada
orang tua, keluarga, guru, dosen, sahabat dan teman-teman. Karena ada 3
penilaian yaitu: konten, penampilan, dan view/like youtube. Sehingga, Fate
berusaha memaksimalkan semua elemen yang menjadi penilaian,” tuturnya.
Ikhtiar yang dilakukan Fate
tidak sia-sia, Fate masuk 3 besar speech contest Festival Pancasila.
“Alhamdulillah atas izin Allah bisa meraih Juara 3 Speech Contest Festival
Pancasila yang diselenggarakan Parlemen Mengabdi DPRD Provinsi Jawa Barat. Dan
yang terpenting Fate tetap bisa berkarya dan berkreasi di tengah pandemi ini,”
katanya.
Fate berharap, dengan berkarya
melalui lomba ini dapat mengedukasi masyarakat Indonesia untuk agar bisa mengimplementasikan
Nilai-nilai Pancasila demi menyelesaikan Pandemi Covid-19.
Bersyukur meskipun dengan
keterbatasan karena sedang pembatasan social, tapi tetap bisa berkarya,
walaupun melalui media virtual.
Dekan FDK, Dr H Ahmad Sarbini
MAg sangat mengapresiasi mahasiswanya yang kreatif dan memberikan selamat
kepada Fate. "Alhamdulillah, selamat untuk Fathiya, sangat membanggakan
dan semoga menjadi motivasi, teladan bagi para mahasiswa FDK khususnya, dan
mahasiswa UIN Bandung pada umumnya. Semoga yang lain juga bisa mengikuti jejak
langkahnya. Walaupun dalam keterbatasan karena Covid-19, tetap bisa berkarya
dan meraih juara," tuturnya.
Menurut Ketua Panitia
Pelaksana Dr H Aep Saepuloh MSi, kegiatan ini merupakan puncak dari peringatan
lahirnya Pancasila untuk menanamkan nilai nilai Pancasila pada Generasi Muda
Milenial dalam situasi Wabah Covid-19.
Menurutnya, Festival Pancasila
dalam rangka memperingati Lahirnya Pancasila 1 Juni 2020 telah dilakukan
berbagai lomba. Dengan lomba-lomba ini maka penanaman nilai-nilai Pancasila
tidak terasa jenuh dan berat, bahkan mereka mengikutinya dengan menyenangkan
karena sesuai dengan jiwa dan karakter generasi milenial. Dr Aep sangat
mengapresiasi tiga mahasiswa UIN Bandung yang ikut andil memeriahkan ajang
festival Pancasila dan mendapat prestasi mengharumkan kampus.
“Kami sejak 18 Mei s.d 25 Juni
2020 mengadakan berbagai lomba bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila
pada generasi muda milenial dalam situasi wabah covid-19. Semua karya
dikirimkan melalui link di media sosialnya masing-masing. Mereka
mensosialisasikan karyanya kepada masyarakat dan banyak view, like atau
follower menjadi salah satu aspek penilaian para juri. Alhamdulillah
acara yang pertama kali dilaksanakan ini mendapatkan
animo tinggidari mahasiswa dan pelajar. Banyak yang view dan likenya di atas
3000, bahkan ada yang di atas 7000 viewer,” tandasnya.
Dr. Aep mengajak para dosen
dan guru serta orang tua agar mendukung para mahasiswa, pelajar dan
anak-anaknya untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini, guna menanamkan nilai
nilai jiwa pancasila di kalangan milenial.[rls/IS]
No comments
Post a Comment