INTRONEWS - Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkontribusi memberikan sumbangan untuk penanggulangan Covid-19. Aksi
kemanusiaan para PNS ini dianggarkan dari Tunjangan Daerah melalui program
Jabar Peduli.
Melalui
program PNS Jabar
Peduli ini, diinisiasi program pengadaan Jamu AVC sebanyak 240 tube untuk pengobatan kepada 15 pasien
positif Covid-19 yang diisolasi di Tempat
Karantina Mandiri BPSDM Jabar. Juga sebagai upaya pencegahan kepada sebagian PNS yang sementara ini diperuntukkan
bagi yang paling berpotensi terpapar Covid-19.
Pada
Jumat (2 Juli 2020) bertempat di ruangan rapatAsda III acara serah terima Jamu
AVC diwakili Asep Rukmana, selaku Ketua I Tim Peneliti & Penemu Independen Afiliasi Nahdatul
Ulama (TPPI-ANU) sebagai penanggungjawab Jamu AVC.
Sedangkan
dari Pemda Jabar diwakili Dr. H. Dudi Sudrajat Abdurachim M.T, selaku Ketua
Divisi Pemberdayaan Aparatur, Non Aparatur, dan Masyarakat, Gugus Tugas
Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, didampingioleh Dr. Hj. Ida Wahida Hidayati, SE., SH., M. Si (Kepala Setwan selaku Bendahara Jabar Peduli) serta
disaksikan Muftiah Yulismi selaku Analis Kesehatan Biro Pelayanan Pengembangan Sosial.
Pada
saat yang sama, dilakukan penyerahan Jamu AVC sebanyak 120 tube oleh Dudi S.
Abdurachim kepada dr. Rd. Vini Adiani Dewi selaku penanggungjawab Tempat Karantina Mandiri BPSDM
Jabar untuk pengobatan 15 pasien positif Covid-19.
Serangkaian
uji klinis terhadap Jamu AVC telah dilakukan Tim Peneliti
& Penemu Independen Afiliasi Nahdatul Ulama (TPPI-ANU) kepada pasien di Tempat Karantina Mandiri di
BPSDM Jawa Barat, dan
RS Dustira (atas rekomendasi Dinas Kesehatan
Jawa Barat) dengan hasil yang sangat baik.
Pasien sembuh setelah meminum Jamu AVC selama 3 (tiga) hari berturut-turut
dengan mekanisme meminum jamu setiap pagi dan sore. Keberhasilan proses terapi jamu
teruji melalui hasil dua kali tes Swab pasien dinyatakan negatif.
Besar
harapannya, Jamu AVC hasil penelitian para kader Nahdiyin Jawa Barat ini bisa menjadi
solusi berarti bagi upaya menanggulangi wabah Covid-19 di Jawa Barat dan Indonesia.
Berikut
beberapa testimoni dari pasien covid-19:
ISKANDAR KADIR misalnya. Ia pegawai di Dinas
Perhubungan Jabar yang erat kaitannya dengan pencegahan penyebaran virus corona
di provinsi Jawa Barat. Iskandar pertama kalinya dites swab pada 17 Maret 2020 berkenaan
pada saat itu banyak pejabat di kementerian perhubungan yang dinyatakan positif
covid-19, termasuk menteri perhubungan. Sehingga, yang langsung bertemu secara
fisik diwajibkan untuk ikut serta dalam swas test.
Hasil
swab tes pertama, Iskandar hasilnya dinyatakan negatif. Selaku bidang
perkeretaapian yang bertanggung jawab terhadap moda transportasi perkeretaapian
provinsi Jawa Barat dilaksanakanlah tes swab massal di stasiun KRL Bogor. Tes
massal ini berkaitan dengan upaya untuk memetakan penyebaran virus corona ini
terhadap penumpang KRL Jabodetabek.
"Sepulang
dari tes massal tersebut di perjalanan merasa tubuh saya kurang enak. Saya
hubungi isteri saya di rumah, saya sampaikan bahwa saya sebaiknya diisolasi
sehingga minta disiapkan kamar terpisah. Sesampai di rumah, saya melaksanakan
protokol covid dengan ketat, melepaskan semua pakaian, mencuci, kemudian
isolasi di kamar yang terpisah," papar Iskandar.
Setelah
beberapa hari tubuhnya merasa masih tidak nyaman, batuk dan semakin terasa
menekan di dada, hidung tersumbat, kerongkongan radang, tetapi badan tidak panas.
Dan Iskandar masih tetap beraktivitas seperti biasa. Ia menghubungi rekannya di
lab kesehatan provinsi Jawa Barat.
"Alhamdulillah
bersyukur, saya sangat berterima kasih sekali respon dari teman-teman di lab
kesehatan ini luar biasa. saya segera diminta kesana dan dilaksanakan tes swab
pada tanggal 30 April 2020. Kemudian pada tanggal 3 Mei 2020 saya secara
informal mendapatkan informasi bahwa saya dinyatakan positif," papar
Iskandar.
Tanggal
4 Mei 2020 surat resminya dikirimkan ke kantornya, dan ia langsung diisolasi di
RS Darurat untuk penanganan Corona ini di BPSDM Bandung. Pada waktu itu dari
Dinas Kesehatan membantu menawarkan obat herbal yang mudah-mudahan dapat dengan
cepat menyembuhkan dari Covid-19 ini.
Iskandar
mencoba obat herbal tersebut dengan botol kecil. Ia meminumnya dua kali sehari
sekitar 6 botol selama tiga hari. "Dan alhamdulillah hasil tes swab yang
pertama sejak saya dinyatakan positif, pada tanggal 11 Mei 2020 hasilnya
negatif," papar Iskandar. Seminggu setelah dirawat di BPSDM ini Iskandar
sudah dinyatakan negatif dari Covid-19.
KUSWANTO, 38 tahun, staf di Kementerian Pertahanan,
salah satu petugas paramedis, staf di RS Angkatan Darat, baru keluar dan sudah
lima minggu lamanya dikarantina dengan terinveksi Covid-19. Lima kali swab tes selama
karantina hasilnya selalu Positif.
"Disarankan
oleh teman agar mengonsumsi obat herbal AVC selama tiga hari. Alhamdulillah
pada swab tes keenam hasilnya negatif, dan dua hari berikutnya juga hasilnya
negatif. Alhamdulillah saya bersyukur kepada Tuhan dan terima kasih kepada yang memberikan obat AVC ini. Mudah-mudahan obat ini bermanfaat bagi yang lain juga,"
papar Kuswanto sambil menunjukan botol kecil herbal AVC.[rls/IS]
No comments
Post a Comment